Pada akhir Februari banyak sekali yang bakal jatuh tempo
Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan mengemukakan percepatan vaksinasi pada kelompok lanjut usia (lansia) mencegah potensi vaksin yang tak terpakai akibat kedaluwarsa.

"Vaksinasi pada lansia tidak hanya efektif untuk mengurangi kasus kematian, tapi juga efektif untuk mengurangi vaksin yang tak terpakai karena kedaluwarsa," kata Iwan Ariawan di Jakarta, Jumat.

Iwan mengatakan percepatan vaksinasi pada lansia salah satunya dilakukan pemerintah dengan mempercepat interval suntikan dosis penguat atau booster. Jika usia umumnya diberikan enam bulan, menjadi tiga bulan usai suntikan dosis lengkap vaksin primer.

Namun upaya percepatan vaksinasi tersebut juga dihadapkan pada tantangan kepesertaan lansia yang masih tertinggal dibanding kelompok usia lain.

Baca juga: Menkes: Vaksin yang didatangkan pada Desember 2020 habis terpakai

Baca juga: Dinkes: Pekanbaru nihil vaksin COVID-19 kedaluwarsa pada Januari 2022


Dilansir dari dashboard vaksinasi Kemenkes RI hingga Jumat siang, vaksinasi booster pada lansia baru mencapai 6,18 persen atau setara 1,3 juta lebih dari sasaran 21,5 juta jiwa lebih.

Capaian dosis 1 mencapai 74,94 persen atau 16,1 juta jiwa lebih dan dosis 2 sebanyak 53,48 persen atau 11,5 juta jiwa lebih dari target sasaran.

Menurut Iwan, pemerintah daerah harus mencari penyebab cakupan vaksinasi lansia rendah di daerah masing-masing.

“Jika penyebabnya karena lansia sulit menjangkau sentra-sentra vaksinasi, maka pemda harus mengusahakan pemberian vaksin langsung ke rumah-rumah lansia tersebut,” katanya.

Selain itu, kata Iwan, lansia juga perlu memperoleh pemahaman lewat edukasi untuk menyaring berita bohong sebab kerap menjegal niat mereka mengakses layanan vaksinasi.

“Ciri-ciri informasi hoaks di antaranya cenderung berlebihan atau bombastis, sumber informasi tidak jelas, cenderung menakut-nakuti atau bertentangan dengan program pemerintah, atau menyalahkan pemerintah,” katanya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI melaporkan tidak kurang dari 18 juta dosis vaksin COVID-19 donasi dari negara sahabat memasuki tenggat kedaluwarsa pada akhir Februari 2022.

"Kita dapat lebih dari 100 juta dosis vaksin donasi, tapi kedaluarsanya dekat. Pada akhir Februari banyak sekali yang bakal jatuh tempo. Total 18 juta dosis di Jawa dan luar Jawa Bali," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Anggota Komisi IX DPR Elva Hartati menilai kebijakan mempersingkat interval booster bagi lansia menjadi tiga bulan merupakan langkah tepat.

"Di banyak negara seperti Inggris, Korea Selatan, dan Thailand bahkan rentang waktu tiga bulan ini tidak hanya untuk lansia, tapi bagi semua orang," katanya.

Elva mendorong pemerintah daerah melakukan komunikasi strategis melalui pelibatan tokoh masyarakat untuk membujuk lansia.

“Door to door vaksinasi harus dilakukan karena keterbatasan gerak lansia dan jalur distribusi vaksin agar terus juga ditingkatkan,” katanya.

Baca juga: 12.514 dosis vaksin COVID-19 di Riau kedaluwarsa

Baca juga: Dinkes pastikan vaksin COVID-19 di Banyumas belum dekati kedaluarsa

 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022