Tuban (ANTARA) - Cungkup makam Sunan Bonang di Kelurahan Kutoarjo, Kecamatan Kota, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, dipugar dengan dana sekitar Rp2 miliar.

"Meskipun ada tambahan cungkup baru, cungkup lama dibiarkan tidak dibongkar," kata Ketua Panita Pemugaran Cungkup Makam Sunan Bonang Muhammad Hamdani, Senin.

Ia menjelaskan, perencanaan pemugaran cungkup di makam salah satu dari wali songo itu sudah berjalan sejak setahun yang lalu. Hanya saja, pelaksanaan pemugaran baru bisa berjalan sekitar sebulan terakhir.

Pembangunannya dikebut sejak awal Ramadhan, karena kebiasaan di makam setempat saat masuk Ramadhan sepi pengunjung. "Kalau di luar bulan puasa, pengunjung cukup ramai, jelas mengganggu," katanya.

Hamdani mengaku, tidak bisa lagi menyebutkan jumlah pezirah di makam itu, yang jelas, peziarah yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, juga luar negeri, seperti Brunai Darussalam dan Malaysia, selalu membeludak hingga keluar ke cungkup lama.

Terutama, lanjutnya, menjelang puasa Ramadhan, juga pada Hari Raya Idul Fitri, dan hari-hari lainnya, makam itu selalu dipenuhi peziarah.

"Kalau harapan kami, sebelum Hari Raya Idul Fitri atap cungkup sudah terpasang," katanya menjelaskan.

Menurut dia, diperkirakan, pembangunan cungkup baru menelan dana sekitar Rp2 miliar. Sementara ini, dana yang sudah dikeluarkan untuk membangun cungkup baru dengan kerangka besi tersebut, sekitar Rp300 juta.

"Semua dana berasal dari peziarah lewat kotak amal yang kami pasang di kompleks makam ini," katanya sambil menunjuk kotak amal yang terpasang di kanan-kiri jalan menuju makam Sunan Bonang.

Selama ini, tambahnya, uang yang bisa dikumpulkan dari kotak amal tersebut rata-rata berkisar Rp20 juta/bulannya. "Kalau sekarang dananya belum cukup," katanya menambahkan.

Karena itu, jelasnya, di jalan masuk ke arah makam Sunan Bonang dipasang spanduk yang berisi himbauan kepada para peziarah yang datang, lengkap dengan nomor rekening, dengan harapan ada peziarah, membantu dana pembangunan cungkup baru itu.

Situs makam Sunan Bonang yang dikelola Yayasan Mubarrot Tuban itu pengawasannya langsung di bawah Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Timur. (SAS)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011