Jakarta (ANTARA) - Ketua Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) Asnawi mengatakan pasokan sapi impor ex Australia yang berkurang memicu kenaikan harga daging sapi di beberapa wilayah di Indonesia.

"Pasokan sapi impor ex Australia kurang. Sedangkan, kebutuhan sapi siap potong di tiga provinsi yaitu Jakarta, Banten dan Jawa Barat 93 persen pasokan sapi dari Australia, 7 persen sapi lokal," kata Asnawi dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu.

Sementara itu, Asnawi mengatakan bahwa di Australia, terjadi pengurangan kapasitas ekspor dari 80 persen menjadi 44 persen. Hal itu dikarenakan produksi sapi di Australia. belum pulih 100 persen, di mana pertumbuhan sapi .

Baca juga: Tuntutan dipenuhi, pemotong dan pedagang sapi tak jadi mogok jualan

Dengan pasokan sapi di Australia berkurang, harga sapi impor mengalami kenaikan. 

Diketahui, Asnawi menyampaikan bahwa pemotongan dan pedagang sapi di bawah JAPPDI menyatakan tidak jadi mogok jualan karena tuntutan sudah dipenuhi oleh pemerintah.

"Alhmdulillah akhirnya ditemukan solusi-solusi yang saling menguntungkan semua pihak" ujar Asnawi.

Baca juga: Dharma Jaya berencana impor 2.500 ton daging sapi hingga April 2022

Khusus terkait sapi siap potong, di tingkat feedloter Rp53.000-Rp54.000 per kilogram (kg) bobot hidup dan akan diupayakan turun hingga Rp51.000-Rp52.000 per kg bobot hidup.

"Untuk itu, dengan ini kami DPP JAPPDI menginstruksikan kepada seluruh anggota agar tidak mogok memotong dan berdagang," tukas Asnawi.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022