Jakarta (ANTARA) - Pada Minggu (27/2) jumlah korban jiwa akibat gempa yang terjadi di wilayah Sumatera Barat bertambah menjadi 11 orang serta kasus penularan COVID-19 kembali melandai dan pemerintah mempertimbangkan untuk mengubah status pandemi menjadi endemi.

Selain itu ada warta lain mengenai dampak gempa dan penanggulangan COVID-19 yang bisa disimak kembali dalam rangkuman berita berikut.

Korban jiwa akibat gempa di Sumatera Barat bertambah jadi 11 orang

Korban jiwa akibat gempa bumi dengan magnitudo 6,1 yang terjadi di wilayah Sumatera Barat bertambah menjadi 11 orang setelah penemuan satu jenazah korban gempa pada Minggu. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa menyebabkan kematian lima orang di Kabupaten Pasaman Barat dan enam orang di Kabupaten Pasaman. 

BNPB: Lumpur bergerak yang muncul usai gempa di Pasaman bukan likuefaksi

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Abdul Muhari mengemukakan bahwa lumpur bergerak dalam rekaman video mengenai kejadian pasca-gempa di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, tidak tepat disebut likuefaksi.

Kasus COVID-19 mulai melandai
​​​​​​​
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan bahwa angka kasus COVID-19 harian di Indonesia sudah cenderung  melandai dan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit semakin berkurang.

Pasien COVID-19 yang meninggal sebagian besar belum dapat vaksin lengkap

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa sebagian besar pasien COVID-19 yang meninggal dunia belum mendapatkan vaksinasi dosis lengkap atau sama sekali belum divaksinasi.

Pemerintah pertimbangkan ubah status COVID-19 menjadi endemi

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan bahwa pemerintah mempertimbangkan untuk mengubah status pandemi COVID-19 menjadi endemi dan menyesuaikan kebijakan dengan kondisi penularan COVID-19.
 

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022