Jakarta (ANTARA) - Setelah gempa berkekuatan M 6,1 melanda Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, pada Jumat (25/2), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan survei kerentanan tanah terhadap guncangan gempa yang diverifikasi dengan pemetaan tingkat kerusakan bangunan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin, menjelaskan tingkat kerentanan tanah dipetakan dengan melakukan pengukuran terhadap berbagai jenis tanah dan batuan di sekitar pusat gempa.

BMKG juga terus memonitor dan memetakan gempa-gempa susulan, untuk memperkirakan kapan gempa susulan akan berakhir.

Hasil survei disiapkan untuk direkomendasikan kepada Pemerintah Daerah, agar secara ketat memperhatikan building code untuk standard bangunan tahan gempa, terutama pada zona-zona yang rentan mengalami guncangan gempa.

Baca juga: Bupati Solok kunjungi langsung korban gempa bumi di Pasaman Barat



Dari hasil pengukuran tersebut, selanjutnya akan dipetakan secara faktual zona mana saja yang rentan mengalami guncangan kuat di kemudian hari.Baca juga: Tim SAR gabungan masih cari lima warga tertimbun longsor Pasaman

“Nantinya akan terverifikasi, mana-mana daerah dengan tingkat kerentanan atau guncangan tinggi, menengah, dan rendah, sebagai informasi bagi pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan kembali wilayah,” ujar Dwikorita.

Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga mengimbau kepada para korban gempa untuk kembali ke rumah masing-masing apabila kondisi rumah masih utuh dan berkategori layak huni, serta rumah tersebut berada di luar zona 200 meter dari tepi sungai, mengingat gempa-gempa susulan yang terjadi usai gempa utama semakin melemah.

“Tidak usah percaya hoaks atau kabar bohong yang sengaja disebarkan untuk menakut-nakuti masyarakat. Pastikan informasi yang diperoleh valid langsung dari BMKG. Silahkan pantau terus kanal-kanal komunikasi BMKG, bukan hanya update soal gempa, namun juga kondisi cuaca dan peringatan dini,” ujar dia.

Dalam survei lapangan tersebut, Kepala BMKG, didampingi Kepala Pusat Seismologi Teknik - Rahmat Triyono, Kepala Balai Besar Wilayah 1 BMKG - Darmawan, serta Koordinator BMKG propinsi dan lima kepala stasiun BMKG di wilayah Sumatra Barat.

BMKG juga berkoordinasi dengan BNPB, Bupati Kabupaten Pasaman Barat beserta jajarannya, terutama Kalaksa BPBD dan Kepala Dinas Kominfo, serta bersinergi dengan Tim Balai Wilayah Sungai setempat.*

Baca juga: Korban meninggal akibat gempa di Pasaman Barat bertambah menjadi enam

Baca juga: Enam bangunan SD di Pasaman Barat alami kerusakan akibat gempa

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022