Kolaborasi diarahkan untuk mengambil bagian dalam mata rantai kesinambungan usaha UMKM, di antaranya terkait pembiayaan, pemasaran, digitalisasi, dan program pendampingan
Jakarta (ANTARA) - Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan untuk mendorong UMKM agar naik kelas membutuhkan keterlibatan para pihak yang selama ini menjadi pendukung utama pertumbuhan UMKM.

Dalam kondisi pandemi, UMKM memiliki kreativitas dan kelincahan usaha yang dapat melakukan adaptasi sehingga perbankan dan institusi keuangan dapat dengan yakin memberikan akses pendanaan dan program pendampingan bagi pelaku UMKM.

“Kolaborasi diarahkan untuk mengambil bagian dalam mata rantai kesinambungan usaha UMKM, di antaranya terkait pembiayaan, pemasaran, digitalisasi, dan program pendampingan,” kata Bhima Yudhistira, di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan, jika semua dapat bergerak melalui aturan main yang jelas, baik bagi perbankan, industri fintech, multifinance, maupun institusi keuangan lainnya menciptakan ekosistem yang sehat, maka niscaya kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional akan makin signifikan.

Di tengah tren pandemi COVID-19 yang mulai melandai tahun ini, pelaku UMKM memiliki momentum untuk bangkit kembali dengan memanfaatkan perubahan dan pemulihan ekonomi yang mencakup lima fondasi, di antaranya terkait akses pendanaan, perluasan usaha dan digitalisasi, kemitraan, pendataan, dan reformasi birokrasi.
Baca juga: Menggenjot UMKM agar lebih cepat melek digital
Baca juga: Menkop: Perhelatan G20 potensi untungkan sektor UMKM Rp1,7 triliun


Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengungkapkan, meski memiliki ukuran yang relatif kecil, UMKM cenderung memiliki kreativitas dan kelincahan usaha, terutama dalam menangkap berbagai peluang untuk bertumbuh dan berkembang.

“Dengan momentum yang positif ini, kami termotivasi untuk membantu pelaku UMKM agar mendapatkan pendanaan, mengelola keuangan secara terukur, dan memfasilitasi berbagai kebutuhan transaksi dengan pihak ketiga,” ujar Henky.

UMKM telah menjadi inspirasi dan fokus Bank Sampoerna sejak awal berdiri dengan misi mendukung dan membantu UMKM mendapatkan akses pendanaan, mengelola transaksi, dan meningkatkan usaha.

“Komunikasi dan kolaborasi antara perbankan, koperasi, perusahaan fintech, dan multifinance dapat menjadi jembatan bagi UMKM untuk bertumbuh lebih kuat,” ujarnya.

Sementara itu, CEO MEKAR Pandu Aditya mengatakan dari perspektif pembiayaan alternatif seperti P2P (peer to peer lending), kelangsungan dukungan pendanaan bagi UMKM harus dikawal dengan model bisnis yang sehat dari platform P2P.

Baca juga: Teten Masduki targetkan peningkatan jumlah wirausaha perempuan
Baca juga: Teten sampaikan empat peluang transformasikan UMKM

“Masyarakat Indonesia memiliki kepedulian dan kapabilitas finansial untuk bertindak sebagai pemberi pinjaman bagi UMKM. Namun, kepercayaan masyarakat harus dijaga dengan kemampuan platform P2P mengelola risiko bisnis dan menjaga keberhasilan bayar,” kata Pandu Aditya.

Ia menjelaskan, digitalisasi yang dilakukan perusahaan fintech MEKAR mampu menghubungkan pemberi pinjaman online di perkotaan dengan pelaku usaha mikro yang offline di perdesaan.

Dengan cara tersebut, pihaknya sekaligus membantu pelaku mikro untuk dapat dikenali oleh perbankan dengan menyediakan histori kredit yang terhubung dengan sistem layanan informasi keuangan (SLIK).

Fakta tersebut merupakan momentum naik kelas pertama bagi pelaku UMKM sehingga memudahkan UMKM selanjutnya untuk mendapatkan pendanaan lebih memadai, memperluas pasar, dan meningkatkan usaha.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022