Jakarta (ANTARA News) - Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) meningkatkan pengawalan dan pengamanan terhadap operasional kereta api (KA) pascainsiden pembajakan KA Gajayana jurusan Malang-Jakarta, kata Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Sujarno.

"Pengamanannya menyangkut antarwilayah sehingga pengawalan dilakukan Mabes Polri," katanya di Jakarta, Sabtu.

Sujarno mengatakan, pihak Mabes Polri maupun Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) siap memperketat pengawalan dan pengamanan terhadap pemberangkatan kereta api.

Perwira menengah kepolisian itu menyebutkan bahwa Mabes Polri menyiapkan 500 personel dilengkapi senjata api, guna mengamankan operasional kereta api.

Sementara itu, pihak PT Kereta Api Indonesia akan meminta pengawalan operasional kepada aparat polisi.

Kepolisian kemungkinan menerapkan sistem pengamanan dan pengawalan kereta api secara estafet.

Awalnya, Mabes Polri memberikan pengawalan terhadap setiap pemberangkatan rangkaian kereta api dengan menempatkan dua petugas Brigadir Mobil (Brimob) bersenjata lengkap.

Sebelumnya, seorang oknum anggota marinir TNI, Sersan Satu Darso,  membajak Kereta Api Gajayana jurusan Malang-Jakarta, Sabtu (27/8).

Darso mengancam masinis KA Gajayana, Yodian Wiliarso dan asisten masinis, Bambang Suradi menggunakan senjata api angin (airsoft gun) dan pisau saat melintas Stasiun Haurgeulis Daops III Cirebon, Jawa Barat.

Anggota Brimob menggagalkan aksi pembajakan Darso saat melintasi Stasiun Senen, Jakarta Pusat.

Saat ini, petugas Garnisun Jaya masih memeriksa Sertu Darso guna mengungkap motif pembajakan dan memproses hukum oknum anggota TNI tersebut.
(T.T014/Z002)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011