Sarajevo (ANTARA News) - Penderitaan mendalam beberapa wanita yang diperkosa sebagai bagian pembersihan etnis yang digambarkan oleh film debutan arahan sutradara muda Bosnia, Jasmila Zbanic, kemungkinan akan menyulut emosi pada Festival Film Berlin Ke-56, tempat film tersebut akan ditayangkan di antara 26 film dalam program festival utama. Diambil dari nama sebuah perkampungan di Sarajevo yang diduduki pasukan Serbia Bosnia dalam perang 1992-1995 di Bosnia Herzegovina, film "Grbavica" berupaya melukiskan penderitaan seorang wanita Muslim Bosnia yang melahirkan anak setelah diperkosa seorang serdadu Serbia. Sekalipun dirasakan amat getir, tokoh bernama Esma itu memutuskan untuk memelihara, membesarkan dan mencintai putrinya sekaligus memerangi masa lalu yang selalu menghantuinya, sambil terus bertahan hidup di perkampungan yang sama tempat dia pernah diperkosa. "Ketika pertama kali saya bertemu dengan sekelompok gadis dari Bosnia Timur, berusia antara 14 hingga 15 tahun, betapa terkejut dan ngerinya saya mendengar apa yang terjadi atas mereka," kata Jamila Zbanic, sutradara film itu, kepada DPA. Selama berlangsungnya perang, Zbanic sendiri tinggal di Sarajevo, kota tempat wanita itu dilahirkan 31 tahun silam. Apartemennya, katanya, sekitar 100 meter dari Grbavica, tempat pasukan Serbia Bosnia melakukan pembersihan etnis, termasuk memperkosa wanita Bosnia bukan keturunan Serbia. Mereka menduduki apartemen itu pada awal perang 1992-1995 di Bosnia. Dilanda trauma "Trauma terbesar saya adalah pasukan Serbia akan akan menduduki seluruh kota dan saya akan mengalami apa yang diderita lebih dari 20.000 wanita dalam perang tersebut," kata Zbanic. "Nasib mereka memburu saya dalam seluruh tahun-tahun ini ketimbang Esma yang muncul dalam kepala saya." Namun begitu "Grbavica," jelasnya, tak bertujuan untuk memfokuskan seluruh perhatian pada wanita yanag diperkosa selama perang di Bosnia-Herzegovina, tetapi juga akan meningkatkan kesadaran tentang penderitaan, masalah dan hak seluruh wanita yang diperkosa di dunia. Film itu memperlihatkan kehidupan Esma dan perjuangannya untuk membesarkan dan memberikan kehidupan yang layar kepada putrinya, yang sangat dicintai dan sekaligus dibencinya. Masalah berat dimulai ketika Esma dipaksa menghadapi dilema, apakah akan menceritakan hal sebenarnya kepada putrinya, Sara, apa yang terjadi pada ibunya atau tetap membisu selamanya. Film pertama Bosnia "Grbavica" adalah film pertama Bosnia-Herzegovina yang bertarung dalam festival yang merupakan salah satu festival film bergengsi di dunia. Empat tahun silam sutradara Bosnia, Danis Tanovic, meraih Piala Oscar untuk filmnya "No Man`s Land" atau "Daerah Tak Bertuan", akan tetapi film tersebut sepenuhnya diproduksi orang asing. "Grbavica, yang menelan ongkos hampir sejuta euro (sekitar Rp11 miliar) dalam pembuatannya, adalah film pertama yang diproduksi bersama oleh National TV (BHT1) Bosnia-Herzegovina dengan ARTE (Perancis), ZDF (Jerman) dan rumah produksi Deblokada, Bosnia. Film tersebut merupakan film feature pertama Zbanic. Dia telah menerima beberapa penghargaan internasional untuk film-film dokumenternya. Tayang perdana dunia "Grbavica" dijadualkan berlangsung 12 Pebruari di Berlin dan para pembuat film Bosnia akan terus berdoa agar film itu memperoleh Golden Bear. (*)

Copyright © ANTARA 2006