Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh memperkirakan provinsi paling barat Indonesia itu bisa memproduksi sekitar 396,26 ribu ton beras sepanjang Januari-April 2022 dengan luas panen sekitar 125,31 ribu hektare.

Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Aceh Dadan Supriadi, Rabu, mengatakan jumlah itu dengan melihat tren produksi padi pada periode Januari-April 2022 yang diperkirakan mencapai 687,85 ribu ton padi gabah kering giling (GKG).

“Jika dikonversikan menjadi beras, maka potensi produksi beras pada Januari-April 2022 diperkirakan mencapai 396,26 ribu ton beras,” kata Dadan.

Dari proyeksi itu, terdapat lima kabupaten dengan potensi produksi padi GKG tertinggi pada Januari hingga April 2022, yaitu Kabupaten Aceh Utara, Aceh Besar dan Pidie.

Potensi kenaikan produksi padi yang relatif besar pada Januari–April 2022, dibandingkan periode yang sama pada 2021 terjadi di Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Bener Meriah.

“Sementara itu, potensi penurunan produksi padi pada Januari–April 2022 yang relatif besar terjadi di Subulussalam, Nagan Raya, dan Bireuen,” katanya.

BPS memperkirakan produksi padi GKG tertinggi pada Januari-April 2022 yakni Aceh Utara 124.199 ton, Aceh Besar 104.074 ton, Pidie 93.486 ton, Aceh Timur 63.150 ribu ton, serta daerah lain yang rata-rata di bawah 50.000 ton.

Sehingga produksi beras tertinggi pada periode tersebut dapat diprediksikan di Aceh Utara 71.549 ton, Aceh Besar 59.955 ton, Pidie 53.856 ton, dan Aceh Timur 36.380 ton.

“Produksi padi dan beras pada Januari sampai April ini merupakan angka potensi.” kata Dadan.

Data statistik luas panen, dan produksi padi itu merupakan perbaikan terhadap metodologi perhitungan produksi beras dengan metode kerangka sampel area (KSA).

KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk melakukan pemetaan lahan baku sawah yang ditetapkan Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasikan luas panen.

“Penyempurnaan dalam berbagai tahapan penghitungan produksi beras telah dilakukan secara komprehensif tidak hanya luas lahan baku sawah saja, tetapi juga perbaikan penghitungan konversi gabah kering menjadi beras,” katanya.
Baca juga: Cegah penumpukan, pemda Aceh diharap gunakan beras cadangan pemerintah
Baca juga: Perkuat stok, Bulog serap beras medium dari Aceh 500 ton

 

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022