Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Penerima Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) atau Mata Garuda mendukung alumni penerima beasiswa LPDP diwajibkan kembali ke Indonesia.

"Sebagai awardee LPDP, kami mendukung alumni beasiswa LPDP diwajibkan kembali ke Indonesia supaya bisa langsung mengabdi dan berkontribusi baik di eksekutif, legislatif, yudikatif, swasta, organisasi, perguruan tinggi, dan lain-lain," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Penerima Beasiswa LPDP/Mata Garuda Satya Hangga Yudha Widya Putra dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan beasiswa LPDP merupakan beasiswa di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang disediakan untuk putra dan putri Indonesia yang memiliki kemampuan akademik dan kemauan melanjutkan pendidikan S2 dan S3 baik di dalam maupun di luar negeri.

Menurut dia, sejak 2013 sampai 2021, sudah ada lebih dari 30.000 penerima beasiswa (awardee) LPDP dari 34 provinsi dan kini tersebar di 36 negara.

"Sebanyak 68,1 persen ada di dalam negeri dan 31,9 persen di luar negeri dengan 61,94 persen alumni memberikan konfirmasi telah memiliki pekerjaan di sektor publik," ujarnya.

Hangga melanjutkan beasiswa LPDP yang terdiri atas umum, targeted, dan afirmasi terbuka untuk semua warga negara Indonesia (WNI).

"Sampai saat ini, awardee maupun alumni berasal dari berbagai macam suku, etnis, ras, agama, dan latar belakang mereka sangat beragam," sebutnya.

Sementara itu, awardee LPDP dari Sulawesi Selatan, Syurawasti Muhidin mengatakan setelah lulus seleksi beasiswa pada 2018, dirinya melanjutkan studi di Magister Psikologi UGM pada Agustus 2019 dengan beasiswa LPDP dan lulus pada Mei 2021.

"Setelah lulus tahun lalu, sekarang saya kembali mengajar di almamater S1 saya di Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin," katanya.

Penerima beasiswa LPDP lainnya, Mayer Harsin Wali asal Papua mengatakan setelah lulus pada 2019, dirinya saat ini bekerja di Universitas Terbuka (UT).

"Saya juga banyak tergabung di berbagai komunitas khususnya di Papua sebagai tempat mengabdi selain mengajar sebagai tutor di UT," ujarnya.

Sedangkan, Dwi Suratmini, awardee LPDP dari Yogyakarta, mengatakan dirinya memutuskan menjadi relawan COVID-19 setelah lulus Jurusan Keperawatan Universitas Indonesia dengan beasiswa LPDP pada 2020.

"Saya memutuskan menjadi relawan COVID karena ingin berkontribusi kepada negara yang sedang kesulitan. Saat itu, banyak kekurangan tenaga kesehatan," katanya.

Baca juga: Sri Mulyani: Pemberian beasiswa LPDP capai Rp14,9 triliun sejak 2012
Baca juga: Beasiswa LPDP tahap satu dibuka hingga 27 Maret 2022
Baca juga: Kemenkeu minta penerima beasiswa LPDP tidak terkait dengan politik

Baca juga: LPDP beri beasiswa kepada 29,87 ribu penerima sejak 2013
 

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022