Jakarta (ANTARA) - Raksasa teknologi China Alibaba, Bytedance, dan Tencent bersama-sama merilis serangkaian standar streaming latensi rendah baru untuk memberikan pengalaman streaming video yang lebih baik bagi para pengguna di platform seluler.

Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan permintaan dari pengguna ponsel untuk penyiaran waktu nyata (real time) dengan latensi rendah dalam streaming berbagai acara, seperti pertandingan olahraga, pembelajaran daring, dan e-commerce.

Namun, meski kecepatan jaringannya cepat, live streaming masih tetap lambat. Saat menonton siaran langsung pertandingan sepak bola lewat ponsel, pengguna kerap kali melihat gol lebih terlambat dibandingkan penonton televisi.

Menurut perusahaan-perusahaan tersebut, standar terbuka baru ini akan mengurangi jeda waktu yang sebelumnya lazim terjadi dari tiga hingga enam detik menjadi kurang dari satu detik, sehingga menyajikan siaran yang lebih tepat waktu bagi para pengguna.

Sebagian besar sistem streamingsaat ini berbasis WebRTC, sebuah proyek open source yang menyediakan komunikasi waktu nyata untuk peramban web dan aplikasi seluler.

Namun, WebRTC tidak menetapkan proses interaksi pensinyalan, dan setiap platform streaming memiliki logika interaksinya sendiri antara klien dan server, yang mengakibatkan latensi dalam live streaming.

Volcano Engine, platform layanan perusahaan di bawah ByteDance, mengatakan bahwa standar baru ini merupakan protokol terbuka yang dapat diakses oleh perusahaan dan pengembang mana pun.

Perusahaan-perusahaan ini berharap standar baru tersebut dapat mendorong teknologi video dan inovasi aplikasi.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022