Kami masih di tenda karena tidak tahu mau pulang kemana karena rumah kami hancur akibat gempa pada Jumat (25/2) lalu
Simpang Empat, Sumbar (ANTARA) - Pengungsi korban gempa bumi di Simpang Timbo Abu, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat masih bertahan di tenda pada hari ke- 9, Sabtu.

"Kami masih di tenda karena tidak tahu mau pulang kemana karena rumah kami hancur akibat gempa pada Jumat (25/2) lalu," kata salah seorang pengungsi di Simpang Timbo Abu, Kecamatan Talamau, Muhammad (62), Sabtu.

Menurutnya saat ini mereka hanya bisa pasrah dengan kondisi yang ada.

Muhammad terpaksa tinggal di tenda darurat bersama 130 kepala keluarga lainnya. Mengenai bantuan kebutuhan dari pemerintah dan dermawan lainnya sudah mencukupi, termasuk tenda yang layak.

"Kalau kebutuhan sudah cukup baik beras, sayur, tenda dan makanan lainnya. Saat ini yang menjadi bahan pemikiran dimana kami tinggal karena rumah kami hancur akibat gempa," katanya.

Hal yang sama dikatakan warga lainnya AM (64), yang masih memilih bertahan di tenda darurat sejak bencana gempa pada Jumat (25/2).

Mengenai kebutuhan makanan sudah mencukupi begitu juga dengan obat-obatan tidak ada kekurangan.

"Saat ini yang terasa kurang tikar di dalam tenda. Untuk yang lainnya sudah mencukupi," katanya.

Sementara itu Ketua Pemuda Timbo Abu Dodi membenarkan pengungsi masih bertahan di tenda pengungsian hingga Sabtu (5/3).

"Saat ini kebutuhan pengungsi terpenuhi termasuk obat-obatan dengan adanya posko kesehatan dengan dokternya," katanya.

Menurutnya saat ini jumlah pengungsi saat ini sekitar 513 jiwa atau 130 KK dengan rincian anak-anak 107 orang, bayi 17 orang dan ibu hamil empat orang.

Data sementara akibat gempa di Pasaman Barat menyebabkan sembilan orang meninggal dunia.

Kemudian rumah atau permukiman yang mengalami kerusakan 4.831 unit itu dengan rincian rusak berat 770 unit, rusak sedang 3.075 unit dan rusak ringan 986 unit.

Kerusakan itu paling banyak di Kecamatan Talamau dan diikuti di Kecamatan Pasaman dan Kecamatan Kinali. Untuk kerusakan fasilitas pendidikan sebanyak 54 unit dengan rusak berat 21, rusak sedang 14 dan rusak ringan 20 unit bangunan.

Fasilitas kesehatan mengalami 13 bangunan rusak. Dengan rincian lima unit rusak berat, empat unit rusak sedang dan empat unit rusak ringan.

Untuk fasilitas ibadah 40 unit mengalami kerusakan dengan rusak berat 16 unit rusak sedang tujuh unit dan rusak ringan tiga unit.

26 infrastruktur mengalami kerusakan dengan rusak berat 16, rusak sedang tujuh dan rusak ringan tiga.

Untuk gedung pemerintahan sekitar 17 unit gedung mengalami kerusakan dengan satu bangunan rusak berat, tujuh bangunan rusak sedang dan sembilan rusak ringan demikian Dodi.

Baca juga: BMKG ungkap temuan patahan baru gempa di Pasaman Barat

Baca juga: Longsor kembali terjadi di Talamau Pasaman Barat

Baca juga: Pengungsi gempa di Translok Timbo Abu Talamau butuh tenda yang layak

Baca juga: Sekolah di Kecamatan Talamau Pasaman Barat diliburkan pascagempa

 

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022