Jakarta, 5/9 (ANTARA) - Untuk mengatasi krisis air masa depan, salah satu sumberdaya laut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia, yaitu Air Laut Dalam (ALD) atau disebut Deep Sea Water. Air Laut Dalam dikemas dan dipasarkan dalam botol sebagai air mineral setelah melalui proses desalinasi. Disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad saat melakukan peninjauan pabrik air mineral PT Omega Tirta Kyowa kemarin siang (3/9) di Pulau Serangan, Bali.

     Lebih lanjut Fadel menambahkan, bahwa berdasarkan hasil penelitian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan bahwa ada beberapa lokasi di Perairan Indonesia sangat baik digunakan sebagai sumber air mineral dari air laut dalam, seperti di Nusa Penida dan Gondol, Propinsi Bali; Selat Lombok dan perairan sekitar Pulau Biak; Perairan di sekitar Pelabuhan Ratu, Propinsi Jawa Barat; perairan sekitar Ujung Pandang, Propinsi Sulawesi Selatan; Perairan Bima dan Dompu, Propinsi Nusa Tenggara Barat; dan Perairan Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Di beberapa lokasi tersebut diperkirakan sangat potensial untuk pengembangan industri air mineral laut dalam. Penyediaan air  mineral laut dalam merupakan suatu kegiatan yang bersifat strategis untuk mengantisipasi kemungkinan krisis air bersih di masa mendatang, tegas Fadel.

     Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dimana 70 persen wilayahnya merupakan perairan.  Sebanyak 40 persen dari total area perairan Indonesia merupakan laut dalam mulai dari bagiam barat hingga ke bagian timur nusantara. Kedalaman dasar laut bervariasi dari yang relatif dangkal hingga palung laut dengan kedalaman ribuan meter.

     Dalam pembangunan industri air laut dalam, Indonesia memulai dengan kapasitas produksi air mineral laut dalam skala kecil, yaitu mulai dari kapasitas sedot air laut dalam 10 - 15 ton/hari dengan aplikasi sistem bergerak. Saat ini, kegiatan industri air laut dalam meningkat kapasitasnya sedotnya menjadi 40 - 60 ton/hari dengan menggunakan 2 kapal berukuran 60 - 100 GT. Biaya investasi yang digunakan untuk mengembangkan industri air laut dalam pada tahap awal dengan kapasitas kecil dibutuhkan dana sebesar Rp 15 milyar.

     Air laut dalam dengan kandungan mineralnya setelah diolah dengan proses desalinasi, sangat penting dan bermanfaat untuk suplai air bersih bagi kelangsungan hidup dan kesehatan tubuh manusia. Proses desalinasi itu juga akan menghasilkan garam berkualitas tinggi, dan dapat diaplikasikan untuk berbagai kegunaan yaitu untuk budidaya perikanan, budidaya pertanian, bahan kosmetik, obat-obatan, serta sebagai pendingin ruangan.

     Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Dr.Yulistyo Mudho, M.Sc, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP.0811836967)


Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011