Jakarta (ANTARA) - Pengamat pasar modal sekaligus Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai dua kandidat yaitu Hoesen dan Inarno Djajadi sebagai calon kuat untuk mengisi posisi Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang baru.

Panitia Seleksi (Pansel) Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja menetapkan 21 kandidat yang lolos seleksi tahap IV yaitu afirmasi atau wawancara dan disampaikan kepada Presiden RI. Untuk Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, ada tiga kandidat yaitu Hoesen yang saat ini merupakan petahana, Inarno Djajadi yang merupakan Direktur Utama BEI, dan Doddy Zulverdy yang menjabat Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara.

"Saya pikir Pak Hoesen dan Pak Inarno kandidat kuat. Pak Hoesen petahana yang memahami betul kondisi industri pasar modal, apa yang harus dikembangkan dan diperbaiki. Pak Inarno Direktur Utama BEI tentu paham betul masalah pasar modal karena direktur bursa," ujar Hans saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Hoesen menyandang gelar Master Manajemen Keuangan dari Universitas Pelita Harapan. Pria kelahiran Jakarta 21 Februari 1966 itu pernah memimpin PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia selama tiga tahun sebagai direktur utama sebelum ditunjuk sebagai Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia hingga 2015.

Semasa kariernya, Sarjana Pertanian Universitas Padjajaran 1990 itu pernah menuju Washington D.C., Amerika Serikat untuk acara The Development and Regulation of Securities Markets International Institute pada 2007 dan mampir ke Jepang untuk mengikuti Clearing and Settlement, Ministry of Finance Republik Indonesia, JICA Tokyo Stock Exchange pada 1997.

Hoesen juga terlibat dalam Global Custody and Portofolio Administration, State Street KDEI pada 1996 dan Managing Change di PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia pada 2005. Sebelum menjadi Anggota Dewan Komisioner OJK, Hoesen juga sempat memimpin PT Danareksa sebagai direktur selama dua tahun.
Baca juga: OJK: Banyaknya temuan kasus adalah hasil reformasi pengawasan

Sementara itu, Inarno Djajadi menjabat sebagai Direktur Utama BEI melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 29 Juni 2018 lalu. Ia memulai karier di bidang pasar modal sejak tahun 1991.

Sebelumnya Inarno menjabat sebagai Treasury Officer di PT Aspac Uppindo Sekuritas (1989-1991), Direktur PT Aspac Uppindo Sekuritas (1991-1997), Direktur PT Mitra Duta Sekuritas (1997-1999), Direktur PT Widari Sekuritas (1999-1999), dan Direktur Utama PT Madani Sekuritas (2000-2003).

Inarno juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama dan kemudian Komisaris serta Komisaris Utama PT KPEI (2003-2016), Komisaris Utama PT Maybank Kim Eng Securities (2013-2014), Komisaris Utama PT CIMB Niaga Securities (2014-2017), serta Komisaris BEI (2017-2018).

Ia memiliki pengalaman pula di berbagai organisasi sepanjang kariernya, termasuk sebagai anggota Ikatan Pialang Efek Indonesia (IPEI) (1992-1994), anggota Dewan Pengawas Profesi Pasar Modal Indonesia (2017-2020), dan saat ini menjabat sebagai Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Jakarta Raya (ISEI Jaya) sejak 2020. Inarno memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada pada 1981.

Hans Kwee mengatakan, siapapun yang nanti menjabat sebagai Kepala Pengawas Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

"Ia harus bisa menambah basis investor ritel, edukasi investor ritel agar tidak terpengaruh influencer, dan menaikkan jumlah emiten dan menjadikan pasar modal sumber pendanaan emiten," ujar Hans.

Baca juga: OJK buka peluang pengawasan digital diterapkan di pasar modal-nonbank
Baca juga: KKP dorong percepatan penyaluran modal KUR sektor perikanan

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022