Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Armida S Alisjahbana mengatakan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah dalam RAPBN 2012 sebesar 6,7 persen adalah angka yang realistis.

"Pemerintah berpendapat, pertumbuhan yang dianggap realistis adalah sebesar 6,7 persen," kata Armida usai melaksanakan rapat kerja dengan Badan Anggaran di gedung DPR-RI Jakarta, Kamis.

Meski demikian, Armida mengakui bahwa pemerintah harus tetap mencermati situasi ekonomi global yang cukup bergejolak akhir-akhir ini, sehingga target pertumbuhan yang diasumsikan dalam RAPBN 2012 dapat tercapai.

Ia menjelaskan, situasi global seperti di krisis ekonomia Eropa, serta perekonomian Amerika Serikat (AS) yang sedang bergejolak memang akan mempengaruhi perekonomian domestik.

"Kalau kita lihat Eropa, itu dampaknya masih lama, Amerika (AS) juga, tapi yang perlu kita ingat, pasar utama untuk ekspor kita bukan Eropa dan AS, tapi tetap harus mencermati perekonomian global karena pengaruh melalui ekspor dan investasi,itu aja dicermati," ujarnya.

Ditambahkannya, perekonomian nasional yang terus membaik menjadikan pemerintah tetap optimis untuk mencapat target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 6,5 persen.

"Jadi kita ingin serealistis mungkin,kita ingin pertumbuhan lebih cepat, kan tahun ini insya allah 6,5 persen tercapai, makanya tahun depan lebih realistis 6,7 persen," katanya.

Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR, Gubernur Bank Indonesia mengatakan bahwa imbas dari bergejolaknya ekonomi global akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi nasional melambat.

"Diperkirakan pertumbuhan bisa lebih rendah dari asumsi RAPBN 2012 sebesar 6,7 persen," kata Darmin.

Darmin juga memberikan sejumlah catatan terkait perlambatan ekonomi global yang diperkirakan bakal menurunkan kinerja perekonomian Indonesia tahun depan.

Menurutnya, krisis utang di kawasan Eropa dan masalah fiskal di AS diyakini memengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia dan volume perdagangan global, yang diperkirakan melemah.

"Perlambatan itu akan diikuti dengan menurunnya harga sejumlah komoditas global yang pada gilirannya akan menurunkan pertumbuhan ekspor Indonesia sehingga mengurangi laju pertumbuhan ekonomi," katanya. (ANT-135/B012)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011