Jakarta (ANTARA) - Chief Operating Officer dan Co-Founder Xendit Tessa Wijaya membagikan sejumlah pesan untuk para perempuan muda yang tertarik untuk membangun karier di bidang startup dan teknologi.

Ia menyebutkan bahwa founder startup perempuan di bidang teknologi finansial (tekfin) masih sangat terbatas, yaitu hanya 7 persen dari total founder tekfin secara global.

Hal tersebut, kata Tessa, bukan semata-mata karena perempuan tidak mempunyai keterampilan yang mumpuni, namun karena kurangnya kesadaran bahwa perempuan dan laki-laki sama-sama bisa berkarya dengan baik di sektor digital.

"Itulah mengapa, penting sekali untuk mengedukasi generasi perempuan muda agar bisa menjadi pemimpin teknologi di masa depan," kata Tessa melalui keterangan resminya, Rabu.

Melalui pesan ini, ia berharap dapat meningkatkan kesadaran serta ketertarikan perempuan untuk berkarya di industri tersebut, sejalan dengan semangat International Women’s Day (IWD) tahun ini.

Kuatkan mental dan hati untuk fokus pada kapabilitas diri sendiri

Tessa mengatakan banyak orang yang skeptis dan meragukan kapabilitas saat perempuan ingin memulai sesuatu yang baru.

Meski telah berkarier bertahun-tahun di bidang teknologi, ia mengaku dirinya juga mengalami berbagai penolakan dan pendapat skeptis dari orang lain yang membuatnya sempat ragu terhadap diri sendiri.

"Ini adalah tantangan tersendiri yang harus dihadapi sebagai pimpinan perusahaan perempuan, tapi kita harus kuat secara mental dan prinsip, supaya kita bisa tetap percaya diri dan fokus melakukan hal yang benar tanpa mempedulikan selentingan orang lain," tuturnya.

Baca juga: Menteri PPPA dorong UMKM perempuan terus berkembang di tengah pandemi

Baca juga: W20 2022 prioritaskan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender


Tidak ada yang mengalahkan kerja keras dan persiapan ekstra

Kerja keras dan persiapan ekstra merupakan kunci untuk bisa tampil menonjol dibandingkan rekan-rekan yang lain.

Menurut Tessa, dua karakter inilah yang membedakan karyawan hebat dengan karyawan yang biasa-biasa saja.

Berani bersuara

Perempuan perlu bersikap lebih asertif dan berani bersuara dalam lingkungan pekerjaan, termasuk tidak takut mengutarakan pemikiran dalam diskusi kantor.

Hal tersebut akan membuat orang lain lebih menghormati, menghargai, dan mengakui kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.

Terus belajar dan bagikan pelajaran itu ke orang lain

Tessa mendorong agar perempuan di industri teknologi mengajak semakin banyak perempuan terlibat di sektor tersebut serta menjadi mentor yang baik bagi generasi muda.

"Kita juga perlu mendukung mereka dengan kepercayaan diri, pengembangan keterampilan, dan penyediaan sumber daya agar mereka nantinya bisa mendirikan perusahaan sendiri di masa depan," ujarnya.

Aktif menjalin koneksi melalui komunitas

"Menurut saya, untuk meningkatkan partisipasi perempuan di ranah teknologi, kita harus bisa membangun awareness dan kepercayaan diri sejak usia dini," kata Tessa.

Oleh sebab itu, pihaknya menggagas inisiatif Women in Tech. Komunitas ini menyediakan panduan dan mentorship untuk anak-anak perempuan yang duduk di bangku SMA.

Women in Tech bahkan menyatukan para perempuan yang bekerja sebagai techpreneur, developer, dan calon teknisi untuk bertukar wawasan serta pengalaman melalui serangkaian lokakarya dan forum sosial.

Baca juga: Lazada apresiasi pengusaha "e-commerce" perempuan di Asia Tenggara

Baca juga: W20 bangun sinergi pemberdayaan UMKM perempuan berkebutuhan khusus

Baca juga: Teten: Perempuan merupakan pemain utama keberlanjutan bisnis UKM

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022