Jakarta (ANTARA) - Shirley Santoso selaku Partner and President Director Kearney menjelaskan bahwa sulitnya meningkatkan jenjang karir menjadi alasan para talenta wanita memilih untuk mengundurkan diri dari perusahaan.

"Wanita terus menjadi pihak yang kurang terwakili di setiap tingkatan dalam perusahaan, terutama pada tingkatan manajerial dan peran kepemimpinan yang kritikal. Perusahaan perlu menyadari bahwa tempat kerja yang beragam dan inklusif dengan pemimpin wanita dapat membawa keuntungan tersendiri bagi perusahaan," ujar Shirley saat diskusi daring, Rabu.

Baca juga: Jihan Hanifah Yasmin, perempuan yang gigih belajar ilmu teknologi

Di sisi lain, Henny Purnamawati selaku Senior Partner dan Head of Financial Service Indonesia, Egon Zehnder juga mengatakan bahwa semakin tinggi jenjang karir talenta wanita, maka akan semakin dihadapkan dengan pilihan. Misalnya untuk meningkatkan jenjang karirnya, seorang wanita harus pindah ke luar kota atau negeri.

"Selama 24 tahun ini saya secara pribadi berbicara dengan demikian banyaknya women talent. Dan hal yang sama yang kita lalui adalah semakin tinggi jenjang karir kita, semakin kita dihadapkan dengan pilihan," kata Henny.

"Pilihan ini dari 1998 sampai terakhir-terakhir ini, itu antara pekerjaan semakin tinggi atau keluarga. Jadi atau ya, tidak ada kata 'dan' di situ. Itu dialami oleh banyak sekali women talent di seluruh dunia. Ini adalah faktor penting yang menyebabkan jumlah wanita di top management position itu masih sangat jarang," lanjutnya.

Menurut Indeks Tren Kerja 2021 oleh Microsoft, lebih dari 40 persen tenaga kerja global, di antaranya adalah tenaga profesional wanita, telah mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari tempat kerja pada tahun 2021. Lebih dari itu, banyak perusahaan terus menghadapi kurangnya tenaga kerja terampil pada masa perombakan kerja terbesar dalam sejarah modern ini.

Baca juga: Google ajak perempuan Indonesia berani tunjukkan jati diri

Sementara itu berdasarkan survei Kearney, tidak adanya kesempatan dalam pengembangan karier adalah alasan utama para talenta wanita dari berbagai usia akan meninggalkan perusahaan.

Talenta wanita yang berusia antara 30 hingga 59 tahun mengatakan bahwa kompensasi finansial yang tidak memadai adalah alasan kedua untuk meninggalkan perusahaan. Untuk para talenta wanita di bawah 30 tahun, kurangnya ketertarikan pada perusahaan adalah alasan kedua untuk meninggalkan perusahaan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, menurut Henny pihak perusahaan perlu mengubah peraturan atau menyesuaikan dengan kebutuhan dari talenta wanita.

"Kalau misalnya untuk mengembangkan karir makin lama makin tinggi, perempuan harus pindah ke luar kota, kecenderungannya perempuan karena punya keluarga itu akan susah sekali. Sehingga aturan dari perusahaan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dari women talent," pungkasnya.



Baca juga: Sosok perempuan super masa kini, usaha rumahan hingga womenpreneur

Baca juga: Yenny Wahid: Hidup Penuh Lemon gambaran wanita tangguh hadapi pandemi

Baca juga: Pesan bagi perempuan muda yang ingin berkarier di startup

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022