Kabul (ANTARA News) - Tiga prajurit internasional tewas dalam serangan di Afghanistan timur, Jumat, demikian diumumkan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO.

Ketiga prajurit itu tewas dua hari sebelum peringatan tahun ke-10 serangan-serangan 11 September di AS, yang mendorong invasi asing ke Afghanistan sebulan kemudian.

"Tiga prajurit Pasukan Bantuan Keamanan Internasional tewas setelah serangan gerilya di Afghanistan timur hari ini," kata koalisi militer itu tanpa penjelasan lebih lanjut, sesuai dengan kebijakan mereka.

Dengan kematian ketiga prajurit itu, maka jumlah personel militer koalisi yang tewas di Afghanistan mencapai sedikitnya 428 pada tahun ini, menurut data yang diperoleh dari situs berita independen iCasualties.org.

Afghanistan timur adalah kawasan sangat bergolak, khususnya daerah-daerah yang berbatasan dengan Pakistan dimana gerilyawan memiliki tempat persembunyian.

Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.

Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.

Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011