Kendari (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam menegaskan, sebagai kepala daerah ia bisa mengeluarkan instruksi tembak di tempat bagi pelaku anarkisme karena akan merusak citra dan nama daerah.

"Saya dan seluruh unsur Muspida telah bertekad untuk bertindak tegas kepada pelaku anarkisme, bahkan melalui instruksi bisa dilakukan tembak ditempat bagi pelaku," kata Nur Alam saat menutup "Workshop Internasional Celebrating Diversity, Living Harmony" di Kendari, Sabtu.

Hal itu disampaikannya terkait pertikaian pada Kamis (8/9) malam yang menewaskan dua mahasiswa Universitas Haluoleo. Peristiwa tersebut terjadi setelah dideklarasikannya Deklarasi Kendari untuk perdamaian pada sore harinya.

Pada kesempatan itu, Nur Alam juga meluruskan bahwa peristiwa tersebut adalah murni kriminal yang kebetulan korbannya adalah mahasiswa Universitas Haluoleo (Unhalu).

Lebih lanjut Nur Alam mengatakan, operasi-operasi terus dilakukan sehingga tidak terulang lagi kejadian yang mencoreng citra lembaga akademik tersebut.

Nur Alam juga menyatakan perang kepada siapapun yang mencoba-coba melakukan tindakan anarkhisme dan menjadikan peristiwa tersebut seolah-olah sebagai konflik SARA.

Peristiwa yang menimbulkan korban jiwa itu terjadi bersamaan dengan penyelenggaraan Workshop internasional Celebrating Diversity yang digelar Asosiasi Tradisi Lisan bekerja sama dengan Unhalu, Unesco dan Pemerintah setempat.

Dikatakannya, even internasional itu merupakan momentum historikal bagi Unhalu dan Pemprov Sulawesi Tenggara karena berupa even internasional dan masih dalam suasana dies natalies ke 30 Unhalu serta Idul Fitri.

"Seminar sudah berjalan lancar meskipun sedikit ada gangguan," tambahnya.
(T.D016/M027)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011