Tidak ada alasan untuk meneruskan agresi
Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendorong Pemerintah Indonesia berperan aktif dalam mengupayakan resolusi damai Ukraina-Rusia dan mendesak PBB agar bertindak tegas soal invasi yang telah menyebabkan tragedi kemanusiaan.

"Tidak ada alasan untuk meneruskan agresi yang merupakan warisan masa lalu peradaban destruktif," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir di Jakarta, Kamis.

Pernyataan Haedar itu disampaikan saat menerima kunjungan Duta Besar Ukraina Untuk Indonesia Vasyl Haimain ke Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis.

Haedar Nashir menyampaikan duka cita mendalam atas musibah yang menimpa rakyat Ukraina. Ia berharap invasi ini segera berakhir dan rakyat Ukraina dapat melanjutkan hidup seperti biasanya tak terkurung oleh ancaman bahaya.

Menurutnya, tragedi kemanusiaan yang disebabkan oleh perang tidak boleh terjadi di dunia modern karena tak sesuai dengan hak asasi manusia, global etik yang tinggi, dan nilai-nilai luhur peradaban antar bangsa.

Baca juga: Duta Besar Ukraina kunjungi Muhammadiyah

Baca juga: Dubes Ukraina minta masyarakat Indonesia tak termakan propaganda Rusia


"Kami berempati dan bersimpati pada bangsa Ukraina yang saat ini mengalami musibah. Ada macam-macam yang mengatakan ini sebagai invasi, agresi, atau operasi militer. Tapi apapun yang terjadi dan dialami masyarakat Ukraina adalah tragedi kemanusiaan yang tidak boleh terjadi di dunia modern," kata dia.

Muhammadiyah secara tegas mengecam segala bentuk agresi serta neokolonialisme dalam bentuk apapun, apalagi Indonesia pernah merasakan hal serupa.

"Terakhir saya yakin Tuhan tidak pernah merestui atau mengizinkan sekaligus akan murka jika bangsa-bangsa di dunia masih mengedepankan agresi dan tindakan yang mengedepankan kerusakan," kata dia.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa Muhammadiyah pernah berkunjung ke Kyiv, Ukraina, pada Oktober 2018 guna bertemu dengan berbagai organisasi Islam lokal dan membicarakan sejumlah kerja sama.

Terkait konflik yang saat ini tengah terjadi, Abdul Mu’ti juga menyebut rencana Muhammadiyah untuk memberikan bantuan kepada korban perang melalui lembaga bantuan internasional milik Persyarikatan, Muhammadiyah Aid.

"Kami berdoa agar rakyat Ukraina berjuang mempertahankan tanah mereka dan menemui kehidupan yan damai," kata dia.

Sementara itu, Duta Besar Ukraina Vasyl Hamianin berharap dukungan moril dari Muhammadiyah. Apalagi, konflik yang terjadi juga ikut mengancam eksistensi kaum muslimin Ukraina yang terdiri dari beragam suku dari Tatar, Turk, Azerbaijan, hingga Chechnya.

"Semoga dialog ini memperbaiki dan membawa kedamaian bagi tanah kami. Tidak ada seorang pun mampu melihat tragedi seperti ini," kata dia.

Baca juga: Ketum PP Muhammadiyah: Perang Rusia dan Ukraina bukan masalah agama

Baca juga: MUI: Indonesia mesti terlibat aktif wujudkan perdamaian dunia

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022