Desa Trangsan telah lama menjadi sentra kerajinan rotan terbesar di Jawa Tengah. ...
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM mengharapkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dapat memegang peran lebih besar dalam produksi dan pemasaran produk rotan, termasuk pelaku dari Desa Trangsan, Sukoharjo, Jawa Tengah.

“Desa Trangsan telah lama menjadi sentra kerajinan rotan terbesar di Jawa Tengah. Sebagian besar warga di sana mengandalkan pembuatan kerajinan rotan sebagai mata pencaharian utama,” kata Asisten Deputi Pengembangan Rantai Pasok Usaha Mikro Sutarmo di Sukoharjo, Jateng, sebagaimana dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut dia,  pandemi COVID-19 sangat berdampak terhadap keberlangsungan perekonomian pelaku UMKM komoditas rotan di Desa Trangsan.

Baca juga: Kemenkop-BPS jalin kerja sama pemanfaatan data koperasi dan UMKM

Pemberlakuan pembatasan aktivitas, lanjutnya, menyebabkan daya beli masyarakat menurun sehingga omset para pelaku UMKM menyusut secara drastis.

“Penghentian aktivitas operasional pelabuhan di negara tujuan ekspor rotan juga menjadi salah satu kendala UMKM furniture dan kerajinan," ucapnya.

Supomo menyatakan bahwa para perajin rotan harus melek digital, salah satunya melalui pencatatan laporan keuangan yang baik dan benar seperti menggunakan aplikasi LAMIKRO.

Kata dia, banyak UMKM yang masih terkendala  pencatatan laporan keuangan sehingga kesulitan dalam pembiayaan untuk pengembangan usaha. Selain itu, diperlukan pula inovasi produk yang dihasilkan sesuai dengan perkembangan pasar terkini.

"Dengan mulai dibuka kembali perdagangan luar negeri, perhelatan internasional di Indonesia seperti MotoGP Mandalika dan kegiatan G20, hal ini merupakan peluang dan pangsa pasar yang sangat besar bagi para pelaku usaha," ungkapnya.

Baca juga: Airlangga: Akses pembiayaan UMKM masih rendah, perlu ditingkatkan

Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen mempercepat  adopsi digital bagi UMKM untuk pemasaran dan mendukung dalam penciptaan inovasi produk khususnya berbahan baku rotan.

Hal ini dilakukan dengan kolaborasi melalui program Pengelolaan Terpadu UMK yang diinisiasi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Major Project Pengelolaan Terpadu UMKM Ahmad Dading menerangkan bahwa di Sukoharjo akan dibangun rumah produksi bersama (factory sharing) rotan.

Adanya Major Project diharapkan dapat mengatasi beragam permasalahan UMKM perajin rotan, seperti masalah bahan baku furnitur dan kerajinan serta menguatkan UMKM dari sisi hulu, produk, pemasaran, hingga kelembagaan.

“Ini merupakan kombinasi sempurna pengelolaan UMK yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM, yang didukung oleh beberapa kedeputian. Di dalamnya juga dari kementerian/lembaga lainnya,” ujar Ahmad Dading.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022