Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik bagi balita harus terus ditingkatkan dan disosialisasikan.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat memandang perlu keterlibatan dari berbagai sektor, seperti pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media, untuk mengakselerasi upaya menekan angka prevalensi tengkes (stunting) di Indonesia.

"Pandemi COVID-19 ini memang membuat banyak pihak di berbagai sektor kehilangan fokus dalam upaya mengatasi kendala di bidangnya masing-masing. Kondisi pemenuhan gizi balita harus terus menjadi fokus penanganan agar generasi penerus bangsa terhindar dari ancaman stunting," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Rerie, sapaan akrab Lestari, berpandangan bahwa para pemangku kepentingan harus memberi perhatian serius terhadap masa depan generasi penerus bangsa dari ancaman tengkes.

"Upaya yang berkelanjutan dan terukur dalam penanganan stunting di Tanah Air sangat diperlukan," katanya.

Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan saat ini Indonesia masih memiliki angka prevalensi tengkes yang tinggi, yaitu 24,4 persen. Melalui angka tersebut, dapat disimpulkan bahwa 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting.

Angka tersebut masih di atas angka standar yang ditoleransi World Health Organization (WHO) di bawah 20 persen.

Menurut Lestari, catatan 1 dari 4 anak Indonesia mengalami tengkes merupakan kondisi yang harus ditangani segera agar berbagai potensi yang dimiliki generasi penerus bangsa dapat dikembangkan secara maksimal.

Upaya mengatasi ancaman tengkes, kata Rerie, membutuhkan kerja sama semua pihak mulai dari masyarakat di lingkup keluarga hingga para pemangku kepentingan di tingkat pemerintah pusat.

"Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik bagi balita harus terus ditingkatkan dan disosialisasikan," katanya.

Dengan demikian, setiap keluarga memahami apa yang wajib diberikan agar setiap anggota keluarganya memiliki kecukupan gizi yang baik.

Ia juga meminta kepada pemangku kepentingan agar segera mengambil langkah-langkah yang strategis dan terukur dalam upaya menekan angka tengkes di Indonesia.

"Diperlukan pemahaman yang sama dari berbagai pihak agar terjadi kolaborasi yang baik dalam merealisasikan generasi penerus bangsa yang memiliki kecukupan gizi yang baik," kata Rerie.

Baca juga: BKKBN: Waktu Indonesia untuk raih bonus demografi kian maju

Baca juga: Menag: Calon pengantin disyaratkan periksa kesehatan sebelum menikah

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022