Bandarlampung (ANTARA News) - Kepala Bulog Divisi Regional Lampung Bakri, mengatakan pihaknya akan terus melakukan penambahan pengadaan beras impor jika musim panen terus mengalami kemunduran di daerah itu.

"Kami akan menambah terus pengadaan beras dari luar kalau kondisi cuaca tidak normal dan musim panen terus mundur," katanya, di Bandarlampung, Selasa.

Menurut dia, kebijakan pemerintah harus mengantisipasi kekurangan sedini mungkin sebelum terjadi krisis pangan yang mungkin terjadi di Lampung.

"Sesuai dengan peruntukannya beras cadangan ini dikeluarkan apabila terjadi bencana alam, masa panen mundur dan operasi pasar jika sewaktu-waktu harga beras tidak terkendali," ujar dia.

Selain itu, lanjut Bakri, beras tersebut juga diperuntukkan bagi rakyat miskin yang masih mengalami kekurangan bahan pangan pokok tersebut.

Ia menegaskan, jangan sampai pendistribusian raskin terhenti hanya karena minimnya ketersediaan beras di pasaran sehingga dapat menimbulkan permasalah baru.

Bakri menyebutkan kebutuhan beras di Lampung sampai Februari 2012 mencapai 60 ribu ton. Sedangkan ketersediaan hingga akhir Agustus tersisa sekitar 20 ribu ton.

"Sampai September ini sudah terdistribusi 11 ribu ton, dan akhir bulan diperkirakan tersisa di gudang sekitar 5 ribu ton," tutur dia.

Bakri mengatakan, dengan tambahan stok beras sebanyak 13 ribu ton tersebut, maka hingga Oktober mendatang ketersediaan beras dinilai cukup.

"Beras yang didatangkan dari Vietnam itu nantinya akan didistribusikan pada Bulan Oktober mendatang," terangnya.

Kemudian, dia menambahkan, kondisi beras impor yang sampai pada Minggu (11/9) kemarin baik secara kualitas.

"Tingkat patahan butir beras hanya 15 persen dan itu sebenarnya dikonsumsi untuk menengah ke atas," ungkapnya.

Bakri menambahkan, beras itu berangkat dari Vietnam sejak 4 September lalu, dan sampai di Pelabuhan Panjang pada Minggu (11/9) kemarin.

"Baru jam sebelas tadi, kapal My Vuong yang membawa beras tersebut bisa sandar di pelabuhan ini," pungkas dia.
(ANT-050/S025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011