Batam (ANTARA News) - Hasil tes laboratorium Balai Penyelidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional II Bukit Tinggi, menyatakan Kota Batam, Kabupaten Karimun dan Kabupaten Kepulauan Riau (Kepri) positif tertular virus flu burung (AI - Avian influenza) jenis saralogis. Jenis saralogis (stadium lima) belum tergolong membahayakan manusia sehingga masyarakat di ketiga daerah itu tidak perlu sampai tidak mengkonsumsi daging ayam, kata Kepala Dinas Pertanian, Kelautan, dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau, Said Ja`far di Batam, Rabu. Ia mengatakan, untuk mengatasi penyebaran virus itu, dinas terkait harus segera mengambil tindakan isolasi, memperketat lalulintas unggas dan melakukan vaksinasi di berbagai peternakan supaya tidak menyebar ke lain daerah. Dugaan sementara virus itu berasal dari burung liar dan belum ditemukan penyebaran dari unggas yang didatangkan dari luar Provinsi Kepri, seperti Medan dan Pekan Baru salah satu pemasok telor (`ay old chick). Dia mengatakan untuk mengantisipasi masuknya virus tersebut dari luar daerah, pihaknya telah mengharuskan setiap anak ayam (day old chick/DOC) dilengkapi sertifikat dari Karantina setempat dan harus diperiksa di laboratorium terlebih dahulu, serta melarang masuknya ayam atau burung dewasa dalam kondisi hidup. "Untuk memenuhi kebutuhan daging ayam, beberapa peternak di Batam dan daerah lain mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara untuk telur masih harus didatangkan dari luar dengan catatan terbebas dari virus AI," katanya. Pemprov Kepri akan segera melakukan desinfektan di setiap daerah dan para pemilik peternak unggas diharapkan memperhatikan kebersihan kandang. Salah satu penyebab unggas terkena virus flu burun adalah kurangnya kebersihan, seperti sanitasi kurang lancar, pembuangan kotoran tidak diatur sesuai aturan. Vaksinasi yang dilakukan semata-mata untuk mencegah penyebaran dan bukan berarti daerah bersangkutan diindikasikan telah terserang virus flu burung. "Desinfektan dilakukan secara terjadwal, yakni seminggu sekali dan pemilik ternak baik itu bersekala kecil atau besar melaporkan ke Dinas di masing-masing daerah," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006