Jakarta (ANTARA) - Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada Sabtu (12/3), mengumumkan bahwa 10.200 anak tewas atau terluka sejak meningkatnya konflik di Yaman hampir tujuh tahun lalu.

"Jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi," kata Perwakilan UNICEF untuk Yaman Philippe Duamelle dalam sebuah pernyataan.

"Menyusul intensifikasi konflik pada 2021, kekerasan terus meningkat tahun ini dan seperti biasa, anak-anak adalah yang pertama dan paling menderita," kata Duamelle.
 
Seorang anak berjalan di sebuah desa untuk pengungsi internal (internally displaced person/IDP) di Provinsi Hajjah, Yaman utara, pada 1 Februari 2022. (Xinhua/Mohammed Al-Wafi


Hanya dalam dua bulan pertama tahun ini, 47 anak dilaporkan tewas atau mengalami cacat di beberapa lokasi di Yaman, tambahnya.

Pernyataan itu menyebutkan bahwa kekerasan, kesengsaraan, dan kesedihan telah menjadi hal biasa di Yaman dengan konsekuensi parah pada jutaan anak-anak dan keluarga. Sudah saatnya solusi politik yang berkelanjutan dicapai bagi orang-orang dan anak-anak mereka untuk akhirnya dapat hidup dalam kedamaian yang layak mereka dapatkan.

Yaman telah terjebak dalam perang saudara sejak milisi Houthi menguasai sebagian besar negara tersebut secara militer dan merebut seluruh provinsi bagian utara, termasuk ibu kota Sanaa, pada 2014. 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2022