Jakarta (ANTARA News) - Kepala perwakilan Greenpeace Indonesia, Nur Hidayati, mengatakan bahwa Greenpeace merupakan entitas hukum legal yang sokongan dananya bersumber dari individu-individu dan bukan dari negara asing.

"Tulang punggung pendanaan Greenpeace Indonesia adalah murni para suporter Greenpeace," kata Nur Hidayati pada acara peluncuran kampanye Inisiatif Penyelamatan Hutan Rumah Harimau di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat.

Menanggapi tudingan bahwa sumber aliran dana yang tidak transparan, Nur Hidayati mengatakan Greenpeace Indonesia telah menampilkan secara terbuka laporan keuangan mereka.

"Greenpeace Indonesia sudah mempublikasikan penerimaan dan pengeluaran dana untuk tahun 2010 pada 25 Agustus 2011 dan dimuat di surat kabar," kata dia.

Dalam laporan keuangan tersebut, pada tahun 2010, sumbangan dari individu mencapai Rp10,2 miliar. Sumbangan dari Greenpeace Asia Tenggara Rp1,7 miliar dan pemasukan lain seperti bunga bank dan lain-lain Rp500 juta sehingga totalnya Rp12,5 miliar.

Menurut dia, terdapat 2,8 juta pendukung Greenpeace di seluruh dunia yang 30 ribu orang di antaranya ada di Indonesia yang menjadi donatur bagi kegiatan Greenpeace.

"Greenpeace Indonesia menjaga independensi, kami tidak menerima dana dari pemerintah negara mana pun," kata Nur Hidayati.

Sedangkan soal tuduhan pelanggaran UU Nomor 8 Tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan, Nur Hidayati mengatakan Greenpeace Indonesia sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM dengan nomor pengesahan Kepmen Hukum dan Ham Nomor AHU- 128.AH.01.06 tahun 2009.

Greenpeace Indonesia berdiri sejak tahun 2006. Fokus kegiatannya adalah kampanye perlindungan hutan tropis. Hutan tropis di Indonesia merupakan hutan tropis terluas ke-3 di dunia setelah Hutan Amazon di benua Amerika dan Hutan Kongo di Benua Afrika.

Greenpeace Indonesia fokus kepada hutan tropis karena hutan tropis di Indonesia memiliki ekosistem yang unik karena berada di wilayah kepulauan sehingga memiliki kerentanan tersendiri terhadap kerusakan lingkungan.

(SDP-09/A011)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011