... hanya melakukan pertemuan biasa. Tidak ada yang spesial. Jadi tidak ada provokasi kepada pemain...
Jakarta (ANTARA News) - Alfred Riedl, bekas pelatih Tim Nasional, membantah telah memprovokasi pemain nasional agar tidak memperkuat Tim Garuda pada pertandingan Pra Piala Dunia 2014 seperti yang dituduhkan PSSI.

"Saya hanya melakukan pertemuan biasa. Tidak ada yang spesial. Jadi tidak ada provokasi kepada pemain," kata Riedl di Jakarta, Jumat.

Setelah Indonesia kalah dari Bahrain 0-2, tiga pemain timnas yaitu Bambang Pamungkas, Firman Utina dan Markus Haris Maulana melakukan pertemuan dengan Alfred Riedl dan Wolfgang Pikal di Plaza Senayan Jakarta.

Pertemuan kedua pihak tersebut oleh PSSI dinilai kurang tepat. Karena setelah ada pertemuan itu sedikitnya tujuh pemain timnas menolak bertanding jika pelatihnya tetap menggunakan Wim Rijsbergen.

Bahkan, penanggung jawab Tim Nasional, Benhard Limbong, tegas akan memanggil Riedl serta pemain nasional yang melakukan pertemuan. Hanya saja hingga saat ini belum terealisasi.

Meski saat ini masih berselisih dengan PSSI dan kasusnya ditangani FIFA, Riedl masih tetap membuka diri jika suatu saat tenaganya dibutuhkan Merah Putih. Hanya saat saja ini Riedl sudah ada kesepakatan dengan Laos.

"Mulai Oktober nanti saya menjadi Direktur Teknik di Laos dan mulai Januari 2012 resmi menjadi pelatih Tim Nasional Laos," katanya.

Dengan resmi bergabung dengan Laos, Riedl berpeluang besar kembali ke Indonesia pada SEA Games 2011, 11-22 November nanti. Bahkan Laos bisa saja berada satu grup dengan Indonesia.

Meski tidak lagi menangani Bambang Pamungkas dan kawan-kawan, Riedl tetap menaruh perhatian pada bekas skuadnya, yang salah satu adalah memberikan pesan agar Indonesia konsentrasi untuk menjadi juara di Asia Tenggara.

"Semuanya harus dilakukan berjenjang. Mulai dari juara Asia Tenggara, Asia dan turun di Piala Dunia," kata pelatih asal Austria itu. Memang tidak ada jalan pintas alias short cut dan terobosan bukan bermakna demikian. (ANT)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011