Denpasar (ANTARA News) - Departemen Keuangan (Depkeu) menyetujui dana sebesar Rp36 miliar dari Rp 59 miliar yang diusulkan untuk pemulihan pariwisata Bali, pasca tragedi bom Bali yang meledak di Kuta dan Jimbaran, 1 Oktober 2005. "Sisanya Rp23 miliar pada prinsipnya tetap disetujui, namun masih diisi tanda bintang, dalam artian usulan kegiatan baru terealisasi setelah tersedia dana," kata Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Bali, Drs I Gede Nurjaya, di Denpasar, Kamis. Ia mengatakan, dana Rp 36 miliar yang disetujui pemerintah pusat, pengelolaannya tetap dilakukan kantor Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Berbagai kegiatan yang dilakukan untuk pemulihan pariwisata Bali ditangani oleh Bali Tourism Board (BTB), antara lain promosi terpadu ke berbagai negara, seperti Jepang dan Australia. Selain itu, BTB juga mengundang sejumlah wartawan dari berbagai negara yang selama ini memasok wisatawan untuk menikmati liburan di Pulau Dewata. "Kita di Bali sama sekali tidak mengelola anggaran, namun proposal yang diajukan untuk pemulihan itu langsung direalisasi," ujar Nurjaya seraya menjelaskan, pengelolaan anggaran oleh Depbudpar dilakukan sangat transparan. Dana tersebut khusus untuk pemulihan pariwisata, sementara dana untuk keamanan bersumber dari pos lain yang ditangani oleh Mabes Polri yang bekerjasama dengan jajaran Polda dan Polres di Bali. Pemerintah Propinsi Bali, pasca tragedi bom yang merenggut 23 orang meninggal dan 98 orang luka-luka juga telah melakukan promosi ke pasaran potensial negara Jepang dan Australia. Wapres Jusuf Kalla beserta sejumlah duta besar negara sahabat juga sempat mengunjungi lokasi ledakan sekaligus mengadakan jamuan makan beberapa waktu lalu. Hal itu menunjukkan kondisi Bali yang sudah mulai kondusif, dan wisatawan mancanegara mulai menjadikan Bali sebagai tempat berlibur, ujar Nurjaya dengan menambahkan, pulihnya pariwisata Bali, jika kunjungan wisatawan yang datang di Bandara Ngurah Rai berkisar antara 4.000 hingga 5.000 orang. Namun sekarang kunjungan itu baru rata-rata 3.000 orang per hari, padahal pasca tragedi bom 1 Oktober 2005 kunjungan wisman sempat anjlok hanya 1.200 orang per hari. Dengan berbagai upaya terutama meningkatkan masalah keamanan, kunjungan wisman pada akhir tahun 2005 dan menyambut tahun baru 2006 sudah berkisar 3.700 hingga 3.800 orang per hari. Wapres Jusuf Kalla yang menaruh perhatian besar terhadap upaya pemulihan pariwisata Bali, pasca tragedi bom Kuta dan Jimbaran telah mengarahkan berbagai kegiatan ke Bali. Berbagai kegiatan dalam bentuk pertemuan, kongres dan seminar yang bertaraf nasional maupun internasional pelaksanaannya di arah ke Bali minimal hingga enam bulan mendatang. "Selain itu wisatawan domestik juga memegang peran penting dalam ikut memulihkan pariwisata Bali. Kalau tamu-tamu dalam negeri banyak yang ke Bali secara otomatis mendorong wisman untuk berbondong-bondong kembali mengunjungi Bali," demikian Nurjaya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006