Jakarta (ANTARA) - Platform pembayaran digital OVO mendukung target Indonesia untuk mencapai ekonomi digital terbesar di ASEAN pada tahun 2025, dengan memperkuat kehadirannya hingga di pelosok negeri.

Dengan berkolaborasi dengan berbagai mitra, layanan isi ulang atau top up OVO dan tarik tunai telah tersedia di lebih dari 8 juta titik yang tersebar di seluruh Indonesia pada pertengahan kuartal pertama tahun 2022. OVO juga meraup 21 juta konsumen digital baru di Indonesia sejak awal pandemi, dengan 72 persen di antaranya berasal dari daerah luar perkotaan.

"Hal ini menunjukkan pertumbuhan penetrasi ekonomi digital yang terjadi di Indonesia sebagai pasar terbesar di kawasan di Asia Tenggara. Oleh karenanya, target untuk menjadikan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di ASEAN pada tahun 2025 bukan suatu hal yang berlebihan,” kata Harumi Supit, Head of Corporate Communications OVO, dikutip dari siaran pers pada Kamis.

Baca juga: OVO bisa digunakan untuk pembayaran di Indomaret

Dia melanjutkan bahwa melalui layanan top up dan tarik tunai OVO yang kini hadir di lebih dari 8 juta titik tersebut, OVO menegaskan komitmennya dalam mendukung transformasi digital di Indonesia.

"Oleh karenanya, kami sangat bangga dapat berkolaborasi dengan beragam mitra, mulai dari Mitra Bukalapak, Fastpay, Agen Mandiri, PT Pos Indonesia, Indomaret, Lotte Mart, Grab Merchant hingga BCA untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan serta percepatan dan pemulihan ekonomi,” papar Harumi.

Harumi menambahkan, OVO juga menjalin kemitraan terbaru untuk memberikan kemudahan bagi pengguna dalam melakukan top up saldo OVO, yaitu dengan Grup Matahari Putra Prima, termasuk Hypermart, Primo, Foodmart, Hyfresh, FMX, dan Boston Stores.

Menurut Harumi, kerja sama OVO dengan seluruh mitra tersebut akan memberikan dampak positif khususnya untuk mewujudkan target Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di ASEAN tiga tahun mendatang.

Berdasarkan laporan Google, Temasek, Bain & Company dalam e-Conomy SEA 2021,, ekonomi internet Indonesia di tahun 2025 diperkirakan akan mencapai nilai 146 miliar dolar AS atau sekitar lebih dari Rp2.000 triliun dengan angka pertumbuhan per tahun (CAGR) hingga 20 persen. Ke depannya, Indonesia akan terus menjadi salah satu pasar penyedia layanan keuangan digital yang paling bergairah.

Oleh sebab itu, transformasi digital menjadi momentum penting yang bisa menghubungkan bangsa Indonesia dengan teknologi, pola pikir, kesempatan bisnis global, sehingga masyarakat mendapatkan pilihan dan akses kemudahan untuk bertransaksi keuangan, yang tentunya akan turut menggerakkan roda perekonomian di seluruh pelosok Indonesia.

Baca juga: OVO perluas akses e-commerce

Baca juga: Aplikasi PINTU berikan "cashback" gandeng OVO, GoPay, dan BMoney

Baca juga: Kirim angpao via digital kini menjadi favorit

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022