Boyolali (ANTARA News) - Jumlah pendaki ke puncak Gunung Merapi melalui pintu pendakian di Desa Lencoh, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sepekan ini meningkat hingga 50 persen.

Peningkatan pendaki Merapi tersebut baik dari lokal maupun mancanegara. Mereka kebanyakan ingin melihat kondisi puncak Merapi setelah terjadi erupsi pada 2010, kata anggota Tim SAR "Barameru" Desa Lencoh, Samsuri, di Boyolali, Kamis.

Menurut dia, jumlah pendaki dari lokal selama sepekan ini, sekitar 100 orang, sedangkan sebelumnya hanya sekitar 40 hingga 50 orang.

"Mereka kebanyakan pecinta alam datang dari Kota Solo, Yogyakarta, Semarang, Jakarta, dan sekitar Boyolali," katanya.

Bahkan, para pendaki mancanegara tersebut selama sepekan tercatat sekitar 30 orang. Jumlah itu, mengalami kenaikan sekitar 50 persen dibanding pekan sebelumnya rata-rata hanya sekitar 15 orang.

Mereka datang ke puncak Merapi sebagian besar ingin melihat langsung kondisi sekarang setelah terjadi erupsi pada tahun 2010.

Para pendaki mancanegara itu, kata dia, antara lain dari Prancis, Belanda, Swedia, Jerman, dan Amerika Serikat. Mereka naik ke puncak dengan ditemani seorang pemandu wisata warga lokal.

Menurut dia, kondisi Merapi hingga saat ini, sudah bersahabat dengan para pendaki. Baik kondisi puncaknya, cuaca, dan jalur pendakian sudah lebih baik dibanding beberapa waktu lalu setelah erupsi.

"Pascaerupsi jalur pendakian di Merapi banyak terhalang pohon tumbang dan material yang menutup jalan. Namun, kini sudah semakin enak bagi pendakian," katanya.

Menurut dia, jalur pendakian Merapi melalui Plalangan, Desa Lencoh tersebut sebenarnya secara resmi belum dibuka oleh pemerintah daerah setempat, sejak letusan Merapi akhir 2010 hingga saat ini.

"Para pendaki menilai kondisi kini sudah aman, sehingga mereka jumlahnya akan terus bertambah," katanya.

Dia menjelaskan, para pendaki yang hendak melakukan pendakian biasanya mendaftarkan identitasnya ke petugas di base camp Plalangan, Lencoh. Sehingga, jika mereka ada sesuatu di puncak mudah mengidentifikasinya.

Menurut dia, jumlah pendaki yang melakukan pendakian ke puncak Merapi, pada Kamis dini hari, sekitar 20 orang. Mereka setelah menikmati alam dan matahari terbit kemudian turun dari puncak. Mereka biasanya sampai bawah sekitar pukul 12.00 WIB.

Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau kepada para pendaki untuk berhati-hati selama pendakian. Mereka yang merokok atau membuat api unggun misalnya, karena selama musim kemarau saat ini rawan kebakaran.

Sony (40) salah seorang pemandu wisatawan Merapi, membenarkan jumlah pendaki mengalami peningkatan baik lokal maupun mancanegara selama sepekan ini. Pendaki mancanegara biasanya ditemani oleh pemandu wisata.

"Mereka ke puncak ingin melihat pemandangan alam. Mereka mengetahui melalui internet saat Merapi erupsi pada 2010, kata mereka sangat indah sekali," kata Sony. (B018/Z002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011