Semarang (ANTARA News) - Masyarakat perlu mewaspadai kemungkinan penyebaran penyakit diare dan cacar air, penyakit dengan siklus tahunan yang biasa menyerang pada musim pancaroba.

"Saat ini musimnya banyak warga yang terkena cacar air dan diare," kata dokter Daniel Budi Wibawa, Ketua Dewan Kesehatan Kota Semarang yang juga dokter di salah satu rumah sakit swasta di Semarang, ditemui di Semarang, Kamis.

Penyakit yang disebabkan virus ini sebenarnya tidak berbahaya, dapat sembuh dengan sendirinya, akan tetapi tetap saja mengganggu dan menular.

Oleh karena itu, penderita penyakit cacar air harus diisolasi agar tidak menular ke orang lain yang belum pernah menderitanya dengan kekebalan dan daya tahan tubuh yang tidak bagus.

Penularan cacar air dapat melalui kontak langsung dengan penderita dan tidak langsung melalui udara. Pada penderita, biasanya mengalami demam dan sakit kepala. Jika sedang terkena cacar air, maka tubuh terasa panas dan tidak nyaman karena banyak bintik hitam pada kulit penderita.

"Bagi anak yang menderita cacar tidak boleh masuk sekolah, karena dikhawatirkan menular ke teman sekelasnya," katanya.

Biasanya penderita harus beristirahat total sekitar satu minggu hingga 10 hari dan penularan bisa terjadi dalam kurun waktu dua minggu.

Sebenarnya penyakit cacar air ada vaksinasinya, akan tetapi harganya mahal karena belum menjadi program pemerintah.

Sementara penyakit diare, lanjut Daniel, untuk saat ini biasanya disebabkan oleh air yang kurang bersih dan daya tahan tubuh yang juga rendah.

"Penderita penyakit diare harus banyak minum, karena faktor bahayanya adalah ancaman dehidrasi. Banyaknya cairan yang keluar menjadikan penderita kekurangan air," katanya.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011