Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono menyatakan optimistis perekonomian Jepang akan pulih pascabecana alam tsunami yang sempat membuat ekonomi negara itu lesu, disamping adanya kerusakan reaktor nuklir di Fukushima.

"Sekalipun belum lama ini Jepang dilanda tsunami serta terjadinya penurunan ekonomi global, tapi Wapres menyatakan bahwa Jepang akan mampu mengatasi masalah itu," kata Juru bicara Wapres Yopie Hidayat kepada pers di Istana Wapres, Jakarta, Kamis.

Hal tersebut disampaikan usai Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Yukio Edano yang melakukan kunjungan kepada Wakil Presiden Boediono di Istana Wapres.

Menurut dia, Wapres Boediono juga menyatakan keyakinannya Jepang akan mampu bertahan serta bisa mengatasi masalah tersebut.

"Sehingga tidak ada alasan Indonesia dan Jepang tidak dapat meningkatkan hubungan yang selama ini telah berjalan baik," katanya.

Yopie mengatakan pula, kunjungan Edano kepada Wapres tujuan utamanya mempererat hubungan ekonomi dua negara. disamping memperkenalkan diri sebagai menteri yang baru menjabat

"Jepang nilai bahwa indonesia negara paling penting dan memprioritaskan hubungan dengan Indonesia. Fokus kerja sama kedua negara utamanya bidang energi dan sumber daya alam maupun meningkatkan investasi perusahaan Jepang di indoensia," papar Yopie.

Wapres Boediono juga menilai hubungan ekonomi dengan Jepang punya hubungan saling melengkapi yang tinggi diberbagai bidang.

Dia mencontohkan Jepang tidak memiliki sumber daya alam yang memadai, sementara Indonesia sebaliknya dan hal itu bisa saling melengkapi serta bisa mendorong kerja sama serta sinergi.

Wapres, katanya, secara terbuka mengundang investor Jepang lebih aktif menanamkan modal di Indonesia, mengingat Indonesia memiliki potensi pasar domestik yang sangat besar, disamping memiliki potensi ekspor ke negara Asia lainnya.

"Wapres tegaskan perusahaan Jepang akan nikmati hasil baik karena Indonesia punya pasar doemstik yang tinggi dan ini bisa jadi basis produksi yang kuat, juga ekspor ke negara Asia yang lain.," katanya.
(T.A025/C004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011