Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat takkan "duduk diam dan berpangku tangan" sementara pasukannya terancam bahaya dari anggota milisi dukungan Iran di Irak, kata perwira senior militer AS, Laksamana Mike Mulle, Kamis (22/9).

Mullen dan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengatakan kepada satu komite Senat meskipun serangan semacam itu oleh kelompok yang memiliki kaitan dengan Iran telah turun sejak musim panas, Amerika Serikat takkan mengabaikannya jika serangan terjadi lagi, lapor Reuters.

"Mereka (pemerintah Iran) telah diperingatkan mengenai berlanjutnya aksi itu ... bahwa jika mereka terus membunuhi tentara kita, itu takkan menjadi sesuatu yang akan kami abaikan dan biarkan," kata Mullen kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat.

"Iran perlu memahami bahwa kita akan berada di sini sejenak, menjelaskan kepada mereka bahwa kita tidak --kita takkan-- mengabaikan saja apa yang dilakukan Iran di Irak," kata Panetta.

Sebanyak 14 anggota militer AS tewas dalam serangan di Irak pada Juni. Sebagian besar mereka tewas akibat serangan roket oleh anggota milisi Syiah yang dipersenjatai oleh Iran, kata beberapa pejabat AS.

Mullen dan Panetta mengatakan serangan tersebut berhenti setelah gabungan aksi militer dan diplomatik dengan Teheran oleh Baghdad.

Tapi mereka menyatakan potensi serangan semacam itu tetap ada. Mullen mengatakan Iran telah mengirim senjata kepada anggota milisi Syiah yang beroperasi di Irak, termasuk bom pinggir jalan dan amunisi yang diluncurkan roket.

Militer AS dijadwalkan sepenuhnya menarik sisa tentaranya --yang berjumlah 40.000-- dari Irak paling lambat pada 31 Desember, meskipun politisi Irak berusaha memutuskan apakah akan meminta Washington meninggalkan sebagian tentara sampai lewat 2011 untuk melanjutkan pelatihan bagi pasukan polisi dan militer mereka.

Mullen mengatakan pemerintah Presiden Barack Obama akan berkonsultasi dengan Kongres mengenai masalah itu segera setelah ada keputusan dari Baghdad. (C003)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011