Jerusalem (ANTARA News) - Israel, Jumat, meningkatkan kesiapan personel keamanannya guna menghadapi kemungkinan terjadinya kerusuhan yang menyertai permohonan Presiden Palestina Mahmoud Abbas bagi keanggotaan PBB untuk negara Palestina, kata polisi.

"Kami akan menaikkan pengamanan satu tingkat secara umum. Ini dilakukan melalui koordinasi dengan militer, polisi perbatasan dan polisi Israel," kata juru bicara kepolisian Israel Mickey Rosengeld kepada AFP, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat pagi.

Ia belakangan menyatakan sebanyak 22.000 polisi direncanakan digelar di seluruh negara Yahudi tersebut. Itu berarti lebih dari dua-pertiga kekuatan polisi Israel-- dan tingkat siaga akan dinaikkan jadi level tiga, cuma satu tingkat di bawah tingkat masa perang.

Akses ke tempat suci dan titik rawan Masjid Al-Aqsha direncanakan dibatasi untuk Shalat Jumat dan pria yang berusia di bawah 50 tahun takkan diperkenankan masuk ke kompleks tempat suci ketiga umat Muslim tersebut.

Rosenfeld mengatakan kepolisian juga siap mengerahkan personel tambahan di daerah rawan seperti kota besar tempat orang Yahudi dan Arab hidup di permukiman yang berdekatan.

Seorang juru bicara militer Israel, Kapten Arye Shalicar, mengatakan militer akan memperlihatkan "penahanan diri" dalam menangani kerusuhan, "dengan memberi reaksi efektif minimal, menggunakan perangkat untuk membubarkan pelaku huru-hara jika diperlukan karena beratnya gangguan".

Puluhan ribu orang Palestina berpawai di seluruh Tepi Barat Sungai Jordan pada Rabu (21/9), dalam pamer dukungan secara besar-besaran bagi upaya untuk menjadi negara anggota PBB.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dijadwalkan menyampaikan usulnya ke Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat (23/9) guna memohon keanggotaan penuh bagi negara Palestina --rencana yang sudah memicu kehebohan diplomatik. (C003)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011