Islamabad (ANTARA News) - Pakistan Kamis menolak tuduhan AS bahwa badan intelijen negara itu menggunakan jaringan Haqqani yang berkaitan dengan Al Qaida untuk perang di Afghanistan.

Para pejabat AS menuduh Pakistan Inter Services Intelligence (ISI) memiliki hubungan dengan jaringan Haqqani, yang mereka persalahkan karena serangan 13 September di kedutaan AS dan markas NATO di Kabul.

Lima polisi Afghanistan dan 10 warga sipil tewas dalam serangan berani itu.

Berbicara pada penjelasan mingguan pada Kamis, juru bicara Kantor Luar Negeri Pakistan Tehmina Janjua mengatakan, Pakistan tidak memiliki kerja sama dengan jaringan Haqqani dan tidak memerangi suatu perang melalui jaringan itu di Afghanistan.

Sebelumnya, para pejabat AS menyatakan bahwa ada bukti ISI telah mendorong jaringan Haqqani untuk menyerang sasaran-sasaran di Afghanistan.

AS mencap tuduhan-tuduhan itu pada saat Komisi Alokasi Senat AS menyetujui sebuah RUU yang membuat "semua" bantuan keuangan AS kepada Pemerintah Pakistan, mengetahui rahasia kondisi kerja sama terhadap jaringan Haqqani dan kelompok-kelompok teror lain yang terkait dengan Al Qaida.

Menurut siaran pers yang dikeluarkan oleh komisi, Senat pada Kamis menyetujui Alokasi anggaran Operasi Luar Negeri Departemen Luar Negeri dan Berkaitan dengan Program Alokasi untuk tahun anggaran 2012 dengan suara 28-2 mendukung.

RUU itu membuat alokasi 161,4 juta dolar AS untuk operasi Departemen Luar Negeri di Pakistan, tetapi "tidak menentukan jumlah bantuan untuk Pakistan."

Komite juga memutuskan untuk menyediakan satu miliar dolar AS untuk Dana Kemampuan Mengatasi Pemberontakan Pakistan.

Mengenai pembunuhan kepala dewan perdamaian Afghanistan, Prof Burhanuddin Rabbani, juru bicara Kantor Luar Negeri mengatakan, dengan kematian Rabbani, rakyat Afghanistan telah "kehilangan seorang pemimpin visioner dan salah satu pendukung terkuat perdamaian," sementara Pakistan telah "kehilangan teman dan mitra sejati bagi perdamaian. "

"Orang-orang Pakistan berkabung pada saat pemerintah Afghanistan merasa kehilangan yang tragis. Terorisme dan kekerasan hanya memperkuat tekad rakyat Afghanistan dan Pakistan untuk mengalahkan dan menghilangkan terorisme, dan untuk terus bekerja bagi rekonsiliasi serta perdamaian di Afghanistan," katanya.

Seorang pembom bunuh diri dengan bahan peledak yang tersembunyi di dalam sorbannya membunuh Rabbani, kepala Dewan Tinggi Perdamaian Afghanistan, di rumahnya di Kabul pada Selasa.

Rabbani adalah korban terbaru dalam serangkaian pembunuhan pejabat tinggi di Afghanistan, dan kematiannya dipandang sebagai pukulan besar bagi upaya baru untuk memulai perundingan dengan Taliban Afghanistan, demikian Xinhua melaporkan.

(H-AK/B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011