Bintan (ANTARA) - Denyut pariwisata di Kabupaten Bintan dan Kota Batam mulai berdetak seiring dengan pemberlakuan "travel bubble" atau gelembung perjalanan di Lagoi dan Nongsa.

Namun belum genap sebulan, gairah pariwisata dalam skema gelembung perjalanan di kawasan pariwisata terpadu di Lagoi, Bintan dan Nongsa, Batam, belum menunjukkan tanda-tanda peningkatan signfikan.

Travel bubble, juga dikenal sebagai koridor perjalanan dan koridor corona, pada dasarnya adalah kemitraan eksklusif antara dua atau lebih negara yang telah menunjukkan keberhasilan yang cukup besar dalam menahan dan memerangi pandemi COVID-19 di dalam perbatasan masing-masing.

Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menganggap "travel bubble" sebagai pemanasan awal untuk membangkitkan kembali gairah sektor pariwisata yang sempat tenggelam sejak pandemi COVID-19. Denyut nadi pariwisata pada gelembung perjalanan di Lagoi dan Nongsa dinilai masih terlalu lamban.

Mantan Bupati Bintan dua periode itu pun mulai bergeliat ke pusat. Ia berharap skala pariwisata tidak hanya parkir di kawasan terpadu Lagoi dan Nongsa, melainkan lebih luas, seperti sebelum pandemi COVID-19.

Baru-baru ini, di lokasi perkemahan Ibu Kota Nusantara, Ansar melaporkan kepada Presiden Joko Widodo terkait hasil dari pelaksanaan gelembung perjalanan dari Singapura menuju Lagoi dan Nongsa, yang belum memuaskan. Jumlah turis asal Singapura ke Nongsa sejak Februari 2022 atau setelah gelembung perjalanan diberlakukan hanya sekitar 170 orang, sedangkan ke Lagoi 120 orang.

Kondisi itu jauh berkurang dibanding tahun 2019 atau sebelum pandemi COVID-19 Maret 2020. Jumlah wisatawan mancanegara ke Kepri tahun 2019 berdasarkan data Badan Pusat Statistik mencapai 2,8 juta orang, 48 persen di antaranya berasal dari Singapura. Lebih dari 70 persen dari total jumlah wisman tahun 2019 itu berkunjung ke Batam dan Bintan.

Untuk membangkitkan kembali gelora pariwisata di Kepri, Ansar berpendapat strategi yang harus dibangun adalah Vaccinated Travel Lane (VTL). Kebijakan itu lebih dahulu dilaksanakan Singapura untuk seluruh wisatawan yang berkunjung ke negara yang bertetangga dengan Kepri itu.

Ansar berpendapat Singapura sukses membangkitkan gairah pariwisata melalui kebijakan itu. VTL berbasis kelautan membutuhkan kebijakan untuk membuka pelabuhan internasional di Batam, Bintan, Karimun dan Kepulauan Anambas sebagai tempat bersandar kapal-kapal cepat yang membawa turis asal Singapura.

Turis akan merasa lebih nyaman berwisata ke Kepri dengan skema VTL dibanding "travel bubble". Alasannya, VTL berbasis vaksinasi sehingga wisatawan tidak perlu lagi tes usap PCR maupun antigen.

Selain itu, turis lebih bebas berwisata di suatu daerah, tidak terkekang dalam kawasan terpadu pariwisata terpadu.

Ia merasa optimistis ruang gerak wisman yang tidak dibatasi, namun tetap harus menaati protokol kesehatan, mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata yang sempat terpuruk akibat pandemi.

Hapus PCR
Dinas Pariwisata Kepri masih menunggu kebijakan pemerintah pusat terkait turis asal Singapura yang berkunjung ke kawasan wisata berskala internasional di Lagoi, Kabupaten Bintan dan Nongsa, Batam, tidak perlu tes usap dengan metode PCR.

Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar, mengatakan, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan untuk perjalanan darat, laut dan udara tidak perlu lagi tes antigen maupun PCR, namun bagi turis asal Singapura yang berkunjung ke Lagoi dan Nongsa dalam skema kebijakan gelembung perjalanan belum ditetapkan secara tertulis.

Saat ini, kata dia jumlah wisatawan asal Singapura yang berkunjung ke Lagoi dan Nongsa belum signifikan. Pada 1-5 Maret 2022 jumlah turis dari Singapura yang tiba di Pelabuhan Nongsapura dan Pelabuhan Bandar Bintan Telani Lagoi dan Batam 10 orang, sedangkan pada Februari 2022 sebanyak 36 orang.

Namun jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke Lagoi terus meningkat. Pekan lalu jumlah wisatawan domestik ke Lagoi mencapai 500 orang.

Kalau kebijakan bebas PCR dan antigen ini efektif berlaku, ia optimistis ribuan orang akan berkunjung ke Lagoi setiap hari.

Buralimar merasa lega lantaran Satgas Penanganan COVID-19 merealisasikan aspirasi dari Kepri agar turis asal Singapura tidak menunggu hasil tes usap PCR di Pelabuhan Nongsapura, Batam, melainkan di kamar hotel yang berada di kawasan pariwisata terpadu "travel bubble".

Sebelumnya, turis asal Singapura yang berkunjung ke Nongsa menunggu hasil tes PCR di Pelabuhan Nongsapura sehingga beberapa di antara mereka merasa tidak nyaman.

Buralimar menjelaskan bila hasil pemeriksaan tes PCR pada saat kedatangan menunjukkan hasil negatif, maka pelaku "Travel Bubble" melanjutkan dengan menjalani karantina di kawasan pariwisata terpadu di Batam dan Bintan.

Sebaliknya, bila hasil pemeriksaan tes PCR pada saat kedatangan menunjukkan hasil positif, maka bagi turis yang tanpa gejala isolasi atau perawatan di tempat akomodasi isolasi yang terpisah dari kawasan travel bubble".

Bagi kasus positif COVID-19 dengan gejala sedang atau gejala berat, dilakukan isolasi atau perawatan di rumah sakit rujukan. Seluruh biaya isolasi atau perawatan bagi WNI ditanggung pemerintah, sedangkan bagi WNA ditanggung secara mandiri," ujarnya.

Wajar
Anggota Komisi II DPRD Kepri Rudy Chua, yang juga mantan pengusaha perhotelan, mengatakan, "travel bubble" sulit mendongkrak jumlah wisatawan asal Singapura berkunjung ke Lagoi dan Nongsa, karena kuota wisatawan dibatasi.

Kuota wisatawan dari Singapura ke Lagoi dan Nongsa masing-masing 350 orang/minggu sehingga wajar gelembung perjalanan tidak berjalan sesuai dengan harapan.

Hambatan lainnya yakni pemberlakuan tes usap dengan metode PCR sebanyak tiga kali. Tes pertama saat mau berangkat ke Lagoi atau Nongsa. Kemudian setelah tiba di Pelabuhan Bandar Telani Lagoi dan Pelabuhan Nongsa Pura harus tes PCR lagi.

Kemudian wisman yang mau kembali ke Singapura juga harus tes usap PCR. Tentu ini memberatkan dan membuat tidak nyaman wisman.

Menurut dia, kondisi Indonesia, khususnya Kepri dan Singapura menuju normal. Di Indonesia, pemerintah mulai membuka pembatasan sosial seperti perjalanan laut, udara dan darat tanpa tes antigen maupun PCR, namun bagi wisatawan asing tetap diperketat.

Sebaiknya, wisman tidak perlu lagi tes PCR ketika masuk ke Kepri, namun tetap harus diawasi.

Singapura sendiri juga sudah mulai membuka pembatasan sosial yang sebelumnya cukup ketat. Warga Singapura dari perjalanan luar negeri hanya cukup tes antigen secara mandiri, kemudian hasilnya dilaporkan di situs resmi satgas.

Pantai Trikora
Pemerintah pusat dan daerah akan mengembangkan Pantai Trikora di Kabupaten Bintan sebagai destinasi wisata yang semakin menarik perhatian wisatawan domestik maupun turis asing.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kepri, Riodesmawati Lubis, mengatakan, Kementerian Pariwisata, Pemprov Kepri, dan Pemkab Bintan sedang mempersiapkan perencanaan pengembangan destinasi Pantai Trikora sebagai kawasan tujuan wisata yang lebih menarik.

Pantai Trikora berada di Desa Malang Rapat yang jaraknya mencapai 50-52 KM dari Tanjungpinang, ibu kota Kepri. Luas pantai ini mencapai 52 hektare.

Pemerintah masih menyusun perencanaan pengembangan destinasi pariwisata di Pantai Timur Pulau Bintan, tepatnya Pantai Trikora. Sebagai destinasi yang dirancang berupa ruang terbuka dimana dapat dimanfaatkan pengunjung sebagai pusat-pusat aktivitas seperti koridor pejalan kaki, taman dan lainnya.

Perencanaan pengembangan destinasi ini tentunya bertujuan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat lokal, dan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. Pantai Trikora juga akan mempercepat upaya pemerintah meningkatkan perekonomian warga lokal.

Pelaksana Tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bintan, Dahlia Zulfa, mengatakan, pemerintah memperhatikan Pantai Trikora untuk dikembangkan sebagai kawasan pariwisata dengan sejumlah alasan. Pertama, Pantai Trikora dianggap menjadi prioritas pembangunan kepariwisataan Pemerintah Bintan.

Selain itu, kata dia terdapat lahan milik Pemerintah Bintan di kawasan tersebut.
Pantai Trikora memiliki kemudahan akses bagi wisatawan sepanjang waktu. Daya tarik yang paling banyak dikunjungi di Kabupaten Bintan.

"Pembangunan juga sudah ada di sana. Banyak sekali pengembangan yang bisa diintegrasikan," ucapnya.

Faktor pendukung lainnya seperti sejarah yang tercatat di Pantai Trikora. Pantai ini diberi nama dari singkatan Tri Komando Rakyat dalam tragedi konflik antara Indonesia dan Malaysia. Pantai Trikora menjadi daerah pertahanan penting pada tahun 1961 hingga 1962.

Selain itu sepanjang garis pantai ini terdapat habitat dugong dan padang lamun yang dilindungi.

Pengamat pariwisata, Sapril Sembiring mengingatkan pemerintah daerah bersama pelaku usaha pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau untuk fokus menggarap wisatawan domestik.

"Saya pikir potensi besar yang belum digarap maksimal adalah wisatawan domestik. Pemerintah pusat dan daerah masih fokus mendorong wisatawan asal Singapura berkunjung ke Lagoi, Bintan dan Nongsa, Batam, dengan segala keterbatasan," kata Sapril, di Tanjungpinang.

Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) atau Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia Tanjungpinang itu berpendapat "travel bubble" atau gelembung perjalanan wisata di kawasan terpadu pariwisata di Lagoi dan Nongsa belum berjalan maksimal.

Jumlah wisatawan asal Singapura yang berkunjung ke Lagoi dan Nongsa dibatasi, kemudian tes usap sebanyak tiga kali bagi setiap wisman juga menjadi kendala," ucapnya.

Sapril mengemukakan penyesuaian tarif sewa kamar hotel dan fasilitas lainnya di Lagoi dan Nongsa baru-baru ini membuat wisatawan domestik kurang tertarik karena dianggap mahal.

Padahal sebelumnya wisatawan domestik mulai tertarik ke Lagoi dan Nongsa karena pemberlakuan diskon yang cukup tinggi.

Kalau mau garap wisatawan domestik semestinya harganya disesuaikan, tidak dinaikkan.
Baca juga: Indonesia-Singapura eratkan kerja sama pariwisata dan transisi energi
Baca juga: Gubernur Kepri: "Travel bubble" masih menyisakan persoalan
Baca juga: 151 wisman Singapura daftar berlibur ke Nongsa Sensation pada Maret

 

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022