AsiaNet 46471

JAKARTA, 26 September 2011 (ANTARA/Medianet International-AsiaNet) --

     Laporan baru menunjukkan industri berbasis hutan merupakan kontributor utama bagi ekonomi dan mata pencaharian di Indonesia.

     Laporan baru yang diumumkan oleh lembaga konsultan ITS Global mendapati bahwa industri berbasis hutan di Indonesia industri - termasuk penebangan kayu, pembuatan produk kayu serta produk pulp dan kertas - memberikan kontribusi yang amat besar terhadap perekonomian Indonesia.

     Laporan ini mendapati bahwa:

     - Gabungan sektor-sektor tersebut memberikan kontribusi sekitar USD 21 miliar terhadap PDB Indonesia, atau sekitar 3,5 persen dari perekonomian nasional;

     - Produk kayu serta pembuatan pulp dan kertas mewakili sekitar 8,3 persen dari nilai tambah produksi;

     - Sektor-sektor ini mempekerjakan total gabungan 3,76 juta orang; sekitar 4 persen dari populasi pekerja dan sekitar 1,5 persen dari total penduduk;

     - Jika tanggungan diperhitungkan, ini sama dengan lebih dari 15 juta orang yang tergantung pada sektor ini.

     Laporan ini mendapati bahwa sektor-sektor tersebut mencakup lebih dari 9 persen pendapatan ekspor non-mineral Indonesia (sekitar Rp 84 triliun), dan berkontribusi sekitar 1,3 persen dari semua pendapatan pemerintah.

     Laporan ini juga menyebutkan bahwa industri kehutanan memberikan kontribusi sosial yang besar di daerah pedesaan terpencil di mana kesempatan kerja masih langka. Operasi pulp dan kertas di Riau, misalnya, mencakup lebih dari 11 persen total hasil ekonomi provinsi ini.

     Dijelaskan pula kontribusi industri ini untuk menyediakan lapangan kerja yang stabil dan penguasaan lahan untuk masyarakat lokal serta pengelolaan lingkungan yang diberikan oleh operator berskala besar di daerah-daerah di mana terdapat tingkat deforestasi (penggundulan hutan) tak terkontrol yang tinggi.

     Menurut penulis laporan itu, ini merupakan kali pertama kontribusi industri berbasis hutan di Indonesia telah dikumpulkan menjadi satu laporan.

     "Indonesia memiliki sumber daya hutan dan industri yang sangat besar. Namun, pentingnya kontribusi ekonomi terus-menerus diabaikan," kata seorang juru bicara global ITS.

     "Indonesia telah menyisihkan 40 persen dari hutannya untuk konservasi dan perlindungan lingkungan.

     "Meskipun demikian, banyak kelompok lingkungan mendesak industri tersebut ditutup, yang mencakup seruan untuk melarang hasil hutan Indonesia, atau industri diganti dengan pendapatan dari rencana REDD (pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan) yang didesak oleh lembaga-lembaga donor."

     "Ini mengabaikan kontribusi industri terhadap mata pencaharian rakyat Indonesia serta jutaan keluarga dan dukungan industri Indonesia."

     Unduh laporan ini di www.itsglobal.net.

     Kontak ITS Global di:
     +613 9620 3400
     atau
     mail@itsglobal.net

     SUMBER: ITS Global

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011