Cetak biru ini memang baru dibahas di tingkat menteri-menteri bidang perekonomian,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyerahkan cetak biru pelestarian dan pengembangan batik kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Dalam cetak biru ini, pemerintah akan meningkatkan daya saing produk batik agar dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri," kata Mari Elka Pangestu di Jakarta, Rabu.

Mendag memaparkan, cetak biru yang disusun oleh Kementerian Perdagangan bersama sejumlah stakeholders (pemangku kepentingan) lainnya merupakan suatu wadah untuk melestarikan dan mengembangkan batik sebagai identitas dan kebanggaan Bangsa Indonesia.

"Cetak biru ini memang baru dibahas di tingkat menteri-menteri bidang perekonomian," katanya.

Mari memastikan bahwa pihaknya juga akan melibatkan kementerian terkait seperti Kementerian Luar Negeri bahwa batik dapat digunakan sebagai sarana diplomasi internasional bagi Indonesia.

Dalam cetak biru itu disebutkan bahwa pada 2010, jumlah tenaga kerja di industri batik mencapai 916.783 orang dengan nilai produksi mencapai Rp3,9 triliun.

Permintaan batik dalam kurun waktu 2006 - 2010 juga mengalami peningkatan sebesar 59 persen.

Batik juga dinilai telah berkontribusi menggerakkan ekonomi nasional dengan nilai ekspor sebesar 69 juta dolar AS dengan negara-negara yang menjadi tujuan ekspor utama antara lain Amerika Serikat, Belgia, dan Jepang.

Sementara konsumen batik di dalam negeri sebanyak lebih 72,86 juta orang. Sebesar 99 persen dari 55 ribu unit usaha yang bergerak dalam industri batik Indonesia adalah usaha mikro dan kecil.

"Pada 2025, pemerintah berharap batik tidak hanya menjadi tradisi yang hidup di masyarakat Indonesia, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi kerakyatan," katanya.
(M040)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011