Manado (ANTARA News) - Sebanyak 31 kali gempa vulkanik terekam dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon di Sulawesi Utara, Rabu, yang mengindikasikan suplai energi dari magma masih terjadi.

"Memang ada peningkatan aktivitas gempa vulkanik hari ini (28/9) di mana tercatat sebanyak 31 kali sejak pukul 00.00 hingga pukul 18.00 WITA," kata staf Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, di Kakaskasen, Kota Tomohon, Yudi, di Manado, Rabu.

Menurutnya, bila meningkatnya jumlah gempa vulkanik dan tidak diikuti dengan pelepasan energi dalam bentuk letusan, akan berpotensi terjadinya letusan.

"Tapi hingga kini masih terjadi pelepasan energi secara berangsur dalam bentuk letusan sehingga tidak terjadi penumpukan suplai dari dalam," imbuhnya.

Sebagaimana data Pos Pengamatan Gunung Api, hari ini hingga pukul 18.00 WITA tercatat lima kali gempa vulkanik dalam dan 26 gempa vulkanik dangkal. Selain itu tercatat pula tujuh gempa embusan dan tiga kali gempa letusan. Letusan tersebut terjadi pukul 12.40 WITA, 15.22 WITA dan 16.52 WITA.

Meski demikian, petugas pos pengamatan tidak bisa memprediksi tinggi letusan dari kawah Tompaluan akibat tertutupnya badan serta kawah gunung oleh kabut tebal.

Selain tidak bisa memprediksi tinggi letusan, petugas juga kesulitan melakukan pengamatan jenis, kategori serta ketinggian embusan asap kawah.

"Kami memang mengalami kesulitan melakukan pengamatan visual karena kondisi gunung dan kawah ditutup awan tebal," tambahnya.

Dijelaskan Yudi, hingga kini status Gunung Lokon yang ditetapkan Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi (Bandung) masih siaga level III.

"Belum ada penurunan status. Statusnya masih siaga dengan radius bahaya Gunung Lokon 2,5 kilometer dari bibir kawah," jelasnya.

Tanggal 26 Juni 2011 terjadi letusan freatik. Sehari setelah terjadi letusan ini. status Gunung Lokon dinaikkan dari waspada level II menjadi siaga level III. Hampir dua pekan berselang, pada 10 Juli statusnya kembali dinaikkan dari siaga level III ke awas level IV.

Setelah dinaikkan statusnya menjadi awas, kata Farid, letusan-letusan kecil mulai terjadi. Puncaknya, letusan besar terjadi pada 14 Juli 2011 dan 17 Juli 2011 dengan ketinggian debu diperkirakan mencapai 2.500 meter dari bibir kawah.

Tanggal 24 Juli 2011 statusnya kembali diturunkan dari awas level IV menjadi siaga level III dengan radius bahaya sekitar tiga kilometer.

Setelah diturunkan ke status siaga, Gunung Lokon juga sempat meletus pada 17 Agustus 2011 dan 28 Agustus 2011. Saat terjadi dua letusan tersebut diiringi dentuman yang cukup keras serta gempa yang menggoyang-goyang tiang serta kusen rumah warga. (ANT-305/Z002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011