Bojonegara (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mnyatakan yakin pelabuhan Bojonegara Banten bisa dikembangkan sebagai pelabuhan internasional asalkan memiliki lahan yang cukup dan adanya kawasan industri sebagai penyangga. "Kita lebih yakin Bojonegara ini dapat dikembangkan dengan syarat memiliki lahan yang cukup dengan kawasan industri sebagai penyangga," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla setelah meninjau pelabuhan Bojonegara dan Cigading di Banten, Sabtu. Wapres Jusuf Kalla berkunjung ke pelabuhan Bojonegara dan Cigading didampingi oleh Menko Perekonomian Boediono, Menperin Fahmi Idris, Menperdag Marie Elka Pangestu, Menteri BUMN Soegiarto, Kepala Bappenas Paskah Suzetta dan Ketua BPKM M Luftie. Menurut Wapres, pembangunan pelabuhan Bojonegara harus dilakukan terpadu. "Kita lihat perkembangan ke depan dan melihat apa yang dilakukan oleh negara-negara lain maka pembangunan pelabuhan ini harus dilakukan terpadu," kata Wapres. Wapres juga mengatakan pembangunan pelabuhan Bojonegara Banten dimaksudkan untuk mengantisipasi perkembangan dua tahun mendatang jika pelabuhan Tanjung Priok sudah tidak mampu lagi menampung kegiatan ekonomi. "Perkembangan industri bergeser ke barat dan Tanjung Priok sudah padat sekali. Jika tidak dibangun lagi yang baru akan terjadi kemandekan dua tahun lagi," kata Wapres Jusuf Kalla. Wapres mengatakah hal itu menanggapi pertanyaan apakah rencana pembangunan pelabuhan Bojanegara di Banten dilanjutkan mengingat pemerintah DKI Jakarta berencana memperluas pelabuhan Tanjungpriok menjadi Jakarta New Port. Menurut Wapres, pelabuhan Tanjung Priok akan tetap diperluas namun perluasannya akan terbatas karena adanya kekurangan lahan. Di pelabuhan Bojanegara nantinya juga akan dibangun kawasan industri dan juga sarana penunjang lainnya. Saat melakukan peninjauan di pelabuhan Bojonegara, Wapres mendapatkan penjelasan dari Pimpro Sri Rahardja dari Pelindo II. Menurut Sri Rahardja pembangunan pelabuhan Bojonegara ini direncanakan akan dilaksanakan dalam tiga tahap. Untuk tahap pertama kali ini akan menelan investasi sebesar Rp170 miliar. Pelabuhan ini juga direncanakan akan mampu menampung kegiatan ekonomi hingga jangka waktu seratus tahun mendatang. Sementara itu saat mengunjungi pelabuhan khusus Cigading milik PT Krakatau Steel, Wapres mendapatkan penjelasan bahwa pelabuhan ini merupakan pelabuhan khusus untuk bongkar muat curah bukan untuk peti kemas. "Karena lautnya yang bergelombang maka pelabuhan ini tidak cocok untuk pelabuhan peti kemas tetapi pelabuhan curah," kata Faswar Budjang pengelola pelabuhan Cigading. Pada tahun 2005, tambahnya, pelabuhan Cigading melayani bongkar muat barang curah sebanyak tujuh juta ton. Sebanyak 3,6 juta ton merupakan barang-barang khusus milik PT Krakatau Steel. Sisanya 3,4 juta ton merupakan barang-barang milik swasta. "Untuk barang-barang swasta di sini berupa jagung, semen, dan kedelai," kata Faswar. Pelabuhan ini masih bisa lagi ditingkatkan guna melayani kebutuhan pengusaha dalam bongkar muat barang curah, katanya. Kunjungan rombongan Wapres kali ini sempat terganggu karena cuaca yang berubah sangat cepat. Saat meninjau pelabuhan Bojonegara, Wapres dan rombongan yang baru berjalan menuju dermaga akhirnya harus kembali ke tempat penampungan karena tiba-tiba hujan disertai angin. Akibat hujan tersebut akhirnya kunjungan ke pelabuahn Cigading yang rencananya menggunakan helikopter terpaksa harus menggunakan bus yang telah disediakan Pemda Banten.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006