Semarang (ANTARA News) - Lebih dari 20 peserta ujian tulis calon pegawai negeri sipil untuk mengisi formasi di Mahkamah Agung, yang berlangsung di Stadion Jatidiri Semarang, Sabtu, pingsan. Ketika ujian tulis tahap pertama selesai, beberapa perempuan peserta ujian tulis CPNS ini pingsan dan semakin siang peserta yang pingsan bertambah banyak, bahkan di antaranya ada yang mengandung. Selain panas yang dipicu terik matahari, suasana gerah juga amat terasa di Stadion Jatidiri, karena jumlah peserta ujian CPNS yang mengikuti tes di stadion ini mencapai 15.058 orang. Demikian banyaknya peserta tes sehingga antar satu peserta dengan lainnya saling berhimpit sehingga tidak nyaman untuk menjawab soal-soal yang harus dikerjakan dengan konsentrasi tinggi. Sebagian besar peserta yang pingsan itu menempati deretan tempat duduk di tribun terbuka di sebelah timur, utara, dan selatan. Banyak peserta datang pagi hari dan belum sempat minum dan makan sehingga lemah. Menurut petugas kesehatan, peserta yang pingsan itu akibat kekurangan cairan atau dehidrasi. Setelah ditangani, peserta yang pingsan siuman kembali dan melanjutkan ujian tulis. Kegaduhan juga sempat mewarnai ujian tulis, karena sebagian peserta saat itu ada yang belum mendapat lembar soal dan jawaban. Namun persoalan ini akhirnya bisa diselesaikan panitia. Mengingat banyaknya peserta dan luasnya tempat ujian, panitia harus berkeliling membagikan lembar soal dengan menggunakan mobil. Ketua Muda Bidang Pengawasan MA Gunanto Suryanto SH yang mengawasi jalannya ujian menyatakan, panitia sudah berusaha maksimal untuk mengatasi persoalan yang muncul. Mantan Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Tengah ini menyatakan tidak menyangka bila peserta ujian tulis CPNS di lingkungan MA sangat banyak, sehingga para peserta harus berhimpitan mengerjakan soal. Gunanto menyatakan, ada kemungkinan antarpeserta "bekerja sama" meski pantia sudah menerjunkan 320 pengawas. Namun kemungkinannya kecil, sebab persaingan yang demikian keras memaksa mereka harus lebih percaya diri. "Biar saja saling contek. Kalau salah mereka yang akan tanggung sendiri. Yang jelas, MA hanya akan memilih mereka yang berkualitas," kata Gunanto yang juga bekas anggota Panitia Pengawas Pemilu Jateng tahun 1999 itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006