Jakarta (ANTARA) - Oky Ferinawati (47) memustukan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai konsultan di Jakarta dan hijrah ke Lampung untuk mengurus usahanya bernama Mr Bob Corner.

Awalnya, Mr Bob Corner merupakan usaha kedai yang menjajakan makanan dan minuman di Bandarlampung. Namun, ketika pandemi COVID-19 melanda, Oky kemudian memutar otak untuk mengembangkan usahanya, karena kedai yang ia bangun bersama keluarga mulai terdampak.

Ibu dari enam anak ini kemudian teringat masa kecilnya, di mana banyak orang tua yang membuang nasi sisa makanan keluarga. Padahal, jika diolah, nasi tersebut dapat menjadi cemilan yang enak dimakan. Salah satunya yakni rengginang nasi, yaitu nasi yang dibumbui, dijemur sampai kering, kemudian digoreng.

Bermodal Rp200 ribu, Oky mulai mencoba resep rengginang nasi dengan berbagai bumbu dan bentuknya. Oky mencari jenis beras yang cocok, bumbu yang mendukung rasa, hingga menghasilkan sebuah produk yang dapat dinikmati dan laik jual.

Tak tanggung-tanggung, Oky menghabiskan waktu setahun untuk meriset produknya. Sarjana kedokteran itu akhirnya menemukan resep yang pas. Ia kemudian memberi merek Segoreng Pop Rice.

Oky juga membubuhkan bumbu aneka rasa yang dapat dipilih para penikmat Segoreng, di antaranya rasa original, keju, cokelat, dan pedas seblak. Menurut Oky, original dan pedas seblak menjadi rasa yang paling digemari konsumen.

Sejak saat itu, Oky mulai memasarkan produknya dari teman ke teman dan melalui status whatsapp (WA). Segoreng mulai dikenal masyarakat Lampung, di mana hal itu terlihat dari penjualan yang terus meningkat.

Segoreng diambil dari kata sego dalam bahasa Jawa yang berarti Nasi, dan karena prosesnya digoreng, maka dinamakan Segoreng. Pop Rice sendiri merujuk pada bentuk cemilan mirip rengginang itu yang bulat-bulat kecil, mirip dengan cemilan populer berondong jagung atau Pop Corn.

Sebagai Industri Kecil Menengah (IKM) binaan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Lampung, Oky mengurus legalitas usaha secara lengkap. Tidak hanya itu, ia juga melengkapi standar mutu dan izin edar berupa sertifikat halal dan izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).

"Legalitas usaha sangatlah penting untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pelanggan. Selain itu juga agar produk kita bisa dipasarkan ke berbagai toko ritel," kata Oky.

Hingga awal Tahun 2022, produk Segoreng Pop Rice diproduksi hingga 5.000 bungkus setiap bulannya. Oky mendistribusikan produk tersebut ke 51 toko oleh-oleh dan Indomaret di Kota Bandarlampung.

Cuan yang didapatpun kian menggiurkan. Oky membukukan transaksi puluhan juta per bulan dari hasil penjualan Segoreng Pop Rice. Usaha yang dirintis Oky juga menyerap 10 orang tenaga kerja untuk bagian produksi hingga marketing.

Saat ini, Oky tengah mengurus legalitas HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk merambah pasar ekspor.

Baca juga: Alyn Tapis, memodifikasi budaya dengan fesyen kekinian

Pasar digital

Setelah sukses memasarkan Segoreng ke ritel modern, Oky mulai merambah pasar digital. Selain memasarkan produk melalui media sosial Facebook dan Instagram, Oky juga mulai menjajakan produknya di pasar digital.

Proses produksi Segoreng Pop Rice dari Mr. Bob Corner di Lampung. (ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta)
Untuk mendukung penjualannya tersebut, Oky berencana menambahkan produksi hingga 10.000 bungkus per bulan dengan menambah tenaga kerja.

Rencana tersebut sejalan dengan program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) Lagawi Fest 2022, di mana pemerintah ingin meningkatkan penjualan online IKM yang mulai masuk pasar e-commerce.

Oky kemudian mendaftarkan usahanya dan berhasil lolos menjadi satu dari 30 IKM yang akan dibina oleh Kementerian Perindustrian dalam memaskan produk di pasar digital.

"Ke depannya, dengan adanya pendampingan, ilmu yang tadinya kita tidak punya menjadi tahu. Misalnya dari pemasaran online, penambahan varian, link penjualan, jadi bisa lebih tahu," ujar Oky.

Diketahui, Gernas BBI merupakan gerakan bersama pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mencintai dan membeli produk lokal.

Pemerintah konsisten mengkampanyekan semangat cinta produk dalam negeri, agar industri Indonesia dapat terus bertumbuh di negeri sendiri.

Gernas BBI Tahun 2022 dimulai pada Januari dari provinsi Jambi, dan bulan lalu di Sulawesi Selatan, dan Kick Off Gernas BBI #LagawiFest digelar di Lampung, di mana acara puncaknya akan dilaksanakan pada Juni 2022.

Gernas BBI Lagawi Fest Tahun 2022 membidik peningkatan penjualan online 30 IKM terpilih yang akan diberikan pembinaan intensif selama tiga bulan.

"Sehingga, akan didapatkan 5 IKM yang dianggap terbaik dengan penjualan terbanyak dan kriteria unggulan lainnya," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kemenperin Reni Yanita.

Reni juga meminta Pemerintah Daerah Lampung untuk dapat mengoptimalkan pembelian produk dalam negeri, termasuk yang berasal dari IKM.

"Hal itu kami dorong karena tahun ini kita memiliki target pembelian produk dalam negeri sebesar Rp400 triliun melalui e-katalog dan toko daring, yang diharapkan Rp200 triliunnya berasal dari Pemerintah Daerah," kata Reni.

Gernas BBI Lagawi Fest 2022 menjadi peluang bagi IKM unggulan Lampung untuk melebarkan sayap usahanya agar lebih dikenal, tidak hanya di dalam negeri, tapi juga hingga ke pasar internasional. Dengan demikian, diharapkan produk anak bangsa semakin potensial dalam meningkatkan daya saingnya.

Baca juga: Melirik pasar digital tingkatkan penjual produk IKM madu Lampung

Baca juga: Meraup ratusan juta rupiah dari renyahnya keripik kulit ikan patin


Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022