Sukamandi (ANTARA News) - Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPTP) Sukamandi di Kabupaten Subang, Jabar, mengembangkan varietas padi baru jenis Inpari satu hingga 13, dengan kelebihan antara lain tahan terhadap serangan hama.

"Dibanding varietas-varietas yang selama ini banyak digemari petani, Inpari lebih memiliki ketahanan terhadap serangan hama organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama," ujar Gagad Restu Pratiwi, HUmas BBTP Sukamandi, Jum`at.

Pada musim rendeng MT 2011/2012, diharapkan lebih banyak petani khususnya di daerah jalur Pantura Jabar, menggunakan varietas Inpari 13.

Pada MT 2011/2012 cukup berpotensi munculnya serangan hama padi terutama penggerek batang padi dan tikus di wilayah Jawa Barat.

Varietas Inpari adalah produk BBPTP Sukamandi, disamping puluhan variertas padi lainya.

Varietas baru itu cocok ditanam di wilayah Jabar, termasuk jalur Pantura, terutama Inpari 13, yang juga cocok ditanam di daerah rawan kekeringan.

Disamping memiliki ketahanan terhadap serangan hama, produksi padi varietas ini lebih unggul, dan menghasilkan rata-rata tujuh ton per hektare.

BBPTP Sukamandi, selama ini telah merilis 13 varietas Inpari, untuk ditanam di berbagai kondisi lahan, seperti lahan sawah irigasi, rawa dan gogo.

Gagad menyebutkan selama ini para petani menggemari padi varietas IR-64, namun varietas ini telah berusia puluhan tahun dan tidak tahan serangan hama.

" Produksi IR-64 sudah melandai, dan tidak lagi memiliki ketahanan terhadap serangan hama, terutama penggerek batang dan tikus," tuturnya.

Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (BBPOPT) Jatisari, Karawang,

Gaib Subroto, mengatakan, hama penggerek batang dan tikus merupakan ancaman untuk musim rendeng tahun ini di daerah jalur Pantura wilayah Karawang dan Subang, Kedua jenis hama tersebut kemungkinan muncul sebagai imbas dari daerah lain yang berpotensi sebagai "penyebar" hama.

Gaib mengatakan, hama penggerek batang dan tikus mucul karena berbagai faktor, antara lain ketidak-serempakan penanam padi.

"Keadaan itu terjadi daerah perbatasan Subang dan Indramayu, sehingga hama akan menyebar kemana-mana," katanya. (ANT-151)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011