Kimia itu tidak seseram yang dibayangkan banyak orang dan merupakan bagian hidup manusia sehari-hari.
Bengkulu (ANTARA News) - Pemahaman kimia yang baik mampu mencegah berbagai tindak kejahatan dan fenomena sosial dalam kehidupan masyarakat, kata Rektor Universitas Bengkulu (Unib) Zainal Muktamar.

"Kimia itu tidak seseram yang dibayangkan banyak orang dan merupakan bagian hidup manusia sehari-hari. Fenomena sosial di tengah masyarakat seperti tindak perampokan, perjudian dan kejahatan lainnya merupakan reaksi Kimia, karena itu bila Kimia dapat dipelajari dan dipahami secara baik oleh seluruh lapisan masyarakat maka berbagai tindak kejahatan dan fenomena sosial lainnya akan mudah dicegah dan diatasi," katanya, Jumat.

Hal itu dikatakan Zainal Muktamar pada seminar nasional bertema "Peran Pendidikan Sains dan Kimia dalam Membentuk Karakter Bangsa yang Cemerlang" dalam rangka memperingati tahun kimia internasional 2011 beberapa waktu lalu.

Pembantu Rektor Unib Bidang Akademik Fachrurozi menjelaskan, selain seminar nasional juga diadakan kuliah umum yang merupakan rangkaian peringatan tahun kimia internasional 2011 yang telah ditetapkan UNESCO.

"Seminar dan kuliah umum seperti ini merupakan bagian kehidupan kampus sebagai implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi. Tidak diragukan lagi, manfaat kegiatan ini sangat banyak," ujarnya.

Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Lutfi Firdaus mengatakan,seminar nasional dan Kuliah Umum itu dihadiri kurang lebih 60 mahasiswa Strata-1 bidang Sains dan 64 mahasiswa baru Program Pascasarjana IPA.

Dalam kegiatan tersebut yang menjadi pembicara yakni bidang Pendidikan Kimia oleh Guru Besar Kimia Anorganik Fisik dari Universitas Negeri Malang Prof Effendy, bidang Kimia Industri dengan pembicara dari PT Bio-Nusantara Bengkulu. Sedangkan dari Unib yaitu Dekan FKIP Unib Prof Safnil dan dosen yang aktif dalam penelitian bidang Kimia Material Dr Kancono R. Warsito.

Sementara itu, salah satu pembicara dari Universitas Negeri Malang, Prof Effendy menjelaskan mengenai hakikat IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

"Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Ia mengatakan, pembelajaran IPA dapat digunakan untuk membentuk karakter siswa. Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan.

"Karakter paling utama yakni sifat jujur," ujarnya.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011