Jakarta (ANTARA News) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyerukan kepada pemerintah untuk segera mengeluarkan regulasi tentang penggunaan kantong plastik.

"Intinya kami meminta kepada Pemerintah membuat regulasi agar tidak terjadi proses pembiaran penggunaan plastik semau-maunya," kata Koordinator Divisi Penggalangan Sumber Daya Walhi M. Ali Akbar, di Jakarta, Jumat.

Ali mengatakan penggunaan plastik tanpa batas mulai dirasakan dampak negatifnya. Bahan baku plastik yang berasal dari senyawa hidrokarbon tidak dapat diurai oleh mikroorganisme pengurai.

"Sekarang makin banyak tumpukan sampah plastik sehingga mengganggu pemandangan. Pembakaran untuk mengurangi volume plastik juga berbahaya karena melepas zat dioksin yang merugikan kesehatan," kata Ali dalam acara kampanye bersama antara Walhi dan PT. Veneta System.

Menurut Ali, selama ini kebijakan pemerintah tentang keselamatan lingkungan masih lambat.

"Sampai sekarang belum ada PP (Peraturan Pemerintah) tentang lingkungan yang merupakan turunan dari Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pelindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup," ujar Ali.

Ali mencontohkan, plastik di Belanda dijual dengan harga mahal di toko-toko dan mal-mal.

"Di Belanda, plastik itu harganya mahal karena pembuatan dan penggunaan plastik di sana ada standarisasinya. Jadi tidak sembarangan. Sedangkan di Indonesia malah banyak yang gratis. Itu contoh sederhana," ujar Ali.

Selanjutnya ia juga mengajak semua instrumen yang berkaitan dengan lingkungan untuk mendesak pemerintah mengeluarkan regulasi tentang penggunaan plastik.

"Kami berharap RPP tersebut dapat disahkan sehingga bisa segera dioperasionalisasikan," tukas Ali.

Dalam acara kampanye bersama tersebut, hadir pula Direktur Eksekutif PT. Veneta Media Usaha Nikolas Kusmadi dan seniman sekaligus Sahabat Walhi Melanie Subono.

(SDP-08/Z003)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011