Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis diproyeksikan terkoreksi ikuti pelemahan bursa global dan regional.

IHSG dibuka melemah 9,93 poin atau 0,14 persen ke posisi 6.986,18. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,69 poin atau 0,27 persen ke posisi 1.008,99.

"Kami memperkirakan IHSG akan bergerak melemah hari ini, seiring dengan sentimen negatif dari bursa global dan regional," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

Bursa AS ditutup melemah pada Rabu (23/3) kemarin. Nasdaq turun 1,3 persen, DJIA melemah 1,3 persen, dan S&P500 terkoreksi 1,2 persen.

Pasar tertekan oleh tensi perang yang semakin panas antara Rusia dan Ukraina, serta ketakutan pelaku pasar akan kenaikan harga minyak di mana minyak WTI saat ini melesat ke 114 dolar AS per barel, yang dikhawatirkan dapat memicu lonjakan inflasi.

Sementara itu, pelaku pasar juga akan menantikan data klaim tunjangan pengangguran awal mingguan yang akan dirilis nanti malam.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun ke level 2,3 persen, sementara indeks dolar AS naik ke level 98,6.

Dari pasar komoditas terpantau bergerak menguat. Harga nikel naik menjadi 32.375 dolar AS per ton dan batu bara naik ke level 270 dolar AS per ton.

Sedangkan CPO naik ke level 6.529 ringgit per ton dan emas naik menjadi 1.950 dolar AS per troy ons.

Dari domestik, terjadi penambahan 6.376 kasus baru COVID-19 di Indonesia pada Rabu (23/3) kemarin dengan positivity rate sebesar 5,8 persen dan recovery rate 94,6 persen dan kasus aktif 168.563 kasus.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 311,31 poin atau 1,11 persen ke 27.728,85, indeks Hang Seng turun 78,44 poin atau 0,35 persen ke 22.075,64, dan Straits Times meningkat 16,35 poin atau 0,49 persen ke 3.380,61.

Baca juga: Wall Street melemah karena reli minyak, Dow jatuh hampir 450 poin
Baca juga: Dolar menguat, euro melemah, saat Biden bawa rencana sanksi ke Eropa
Baca juga: Emas datar di Asia, dolar yang lebih kuat imbangi kekhawatiran Ukraina

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022