Setelah dibedakan akan lebih mudah dalam melakukan terapi
Purwokerto (ANTARA) - Tenaga medis harus mampu membedakan penyebab stroke agar penanganan terhadap penyakit itu bisa dilakukan dengan tepat dan maksimal, kata dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara dr. Aditya Putra, Sp.N.

"Stroke itu ada dua penyebabnya, karena ada sumbatan dan ada juga karena perdarahan. Petugas medis harus memahami ini agar tata laksananya bisa lrbih baik," katanya di Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis.

Ia mengatakan kemampuan membedakan dua penyebab stroke sangat penting dilakukan sejak awal karena terapi masing-masing sangat berbeda dan bertolak belakang.

Dalam hal ini, terapi untuk stroke akibat perdarahan berbeda dengan terapi untuk stroke yang disebabkan adanya penyumbatan.

Dengan demikian, stroke akibat penyumbatan tidak bisa dilakukan menggunakan terapi untuk stroke akibat perdarahan dan sebaliknya.

"Itu sangat krusial dan untuk mengetahui penyebab stroke bisa dilakukan dengan computerized tomography scan (CT scan), yakni prosedur pemeriksaan medis yang menggunakan kombinasi teknologi sinar X dan sistem komputer khusus untuk menghasilkan gambar organ, tulang, dan jaringan lunak di dalam tubuh," katanya menjelaskan.

Baca juga: RSI Banjarnegara buka lantatur tes cepat COVID-19

Baca juga: RSI Banjarnegara kampanyekan rumah sakit tanpa dinding di NTT

Aditya mengatakan gambar dari hasil pemeriksaan CT scan dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan akurat daripada foto rontgen biasa.

Menurut dia, prosedur medis tersebut tidak memakan waktu lama dan tidak menimbulkan rasa sakit bagi penderita stroke.

“Dengan adanya hasil tersebut, maka setelah dibedakan akan lebih mudah dalam melakukan terapi. Oleh karena itu, pasien stroke akan jauh lebih baik jika segera diketahui penyebabnya," katanya.

Kendati demikian, dia mengakui hingga saat ini masih banyak masyarakat yang terlambat dalam melakukan penanganan terhadap anggota keluarganya yang menderita stroke.

Oleh karena terlambat dibawa ke petugas medis atau rumah sakit, kata dia, biasanya akan menjadikan kondisi penderita stroke itu memburuk.

"Berdasarkan pengalaman, biasanya keluarga harus berembuk dulu mau dibawa ke mana, ke dukun atau ke tempat lain, sehingga terlambat diketahui penyebab stroke itu," katanya.

Lebih lanjut, dia mengharapkan semua rumah sakit terutama yang tipe C ke atas memiliki alat CT scan karena banyak manfaat yang bisa didapat, salah satunya untuk memudahkan tenaga medis dalam mengetahui penyebab stroke.

Selain itu, kata dia, keluarga diharapkan tidak terlambat membawa penderita stroke ke fasilitas kesehatan agar kondisinya tidak memburuk.

"Edukasi kepada masyarakat terkait dengan penanganan stroke sangat penting dilakukan agar mereka tidak terlambat membawa penderita stroke ke fasilitas kesehatan," kata Aditya.

Baca juga: Dokter imbau penderita diabetes rutin cek kesehatan mata

Baca juga: RSI Banjarnegara Jateng gelar pemeriksaan kesehatan gratis di Kalsel

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022