Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Konsumen (Consumer Prices Index/CPI) Inggris meningkat 6,2 persen dalam 12 bulan hingga Februari 2022, naik dari 5,5 persen pada Januari dan mencapai level tertinggi dalam 30 tahun, seperti ditunjukkan statistik resmi pada Rabu (23/3).

Secara bulanan, CPI Inggris naik 0,8 persen pada Februari 2022, dibandingkan dengan kenaikan 0,1 persen pada Februari 2021, dan sekaligus menjadi kenaikan CPI bulanan terbesar antara periode Januari dan Februari sejak 2009.

Produk pakaian dan alas kaki kembali naik ke harga pasar pada Februari setelah tahun lalu anjlok ketika banyak toko tutup.

Sektor furnitur dan lantai juga berkontribusi terhadap kenaikan inflasi di saat harga berangsur pulih menyusul penjualan pada tahun baru.

Di tengah melonjaknya harga, krisis biaya hidup kian memburuk. Rekor inflasi tinggi saat ini berarti orang tua tunggal pada umumnya akan menghadapi pembayaran tambahan untuk makanan dan pemanas sekitar 315 poundsterling (1 poundsterling = Rp18.941) tahun ini dibandingkan 2019, sementara tagihan untuk keluarga beranggotakan empat orang kemungkinan akan melonjak 580 poundsterling, menurut Matt Whittaker, CEO badan amal Inggris Pro Bono Economics.

Lebih buruk lagi, kenaikan batas harga energi diperkirakan akan mendorong inflasi menjadi lebih tinggi dan memberikan pukulan lain pada keuangan rumah tangga.

Regulator energi Inggris telah mengumumkan bahwa batas tersebut akan melonjak dari 1.277 poundsterling saat ini menjadi 1.971 poundsterling per tahun pada April bagi sekitar 22 juta pelanggan.

Inflasi kemungkinan akan berada di angka setidaknya 8 persen pada musim semi ini, mencapai angka tertinggi dalam 40 tahun, kata Jack Leslie, ekonom senior di wadah pemikir (think tank) Inggris, Resolution Foundation.

Bank sentral Inggris, Bank of England, menaikkan suku bunga acuan menjadi 0,75 persen pada awal bulan ini untuk menurunkan inflasi yang jauh di atas target 2 persennya.

Namun, para analis telah menyatakan kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga dapat memainkan peran yang terbatas.

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022