Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Polisi Sutanto mengakui inisiatif untuk mendatangkan tiga debitor BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia), yaitu James Januar, Ulung Bursa, dan Omar Putirai, ke Istana Presiden minggu lalu memang berasal dari dirinya sendiri. "Ya, itu kewajiban saya untuk menangani semuanya. Kita memfasilitasi," kata Kapolri di Istana Negara, Jakarta, Senin, usai menghadiri acara pelantikan Panglima TNI yang baru, Marsekal TNI Djoko Suyanto. Sutanto juga mengakui ketiga debitor itu datang dan memasuki Kantor Kepresidenan berdasarkan izin yang diberikan olehnya sebagai bentuk bantuan Polri bagi mereka untuk mengembalikan utang-utangnya. "Benar izin itu dari Bapak?" tanya para wartawan. "Betul sekali. Karena kita tujuannya untuk menyelesaikan, karena selama ini tidak pernah selesai. Kita ingin supaya aset-aset ini bisa kembali," jawab Kapolri. Izin, ujarnya, diberikan karena melihat kondisi bahwa para debitor itu yang ingin menyelesaikan kewajiban mereka, namun mereka tidak tahu harus mengembalikan melalui pihak mana. Untuk membicarakan masalah pengembalian kredit, kata Sutanto, ia mendatangkan ketiga debitor ke Istana Presiden. Di Istana Presiden minggu lalu, ketiga debitor itu bertemu dengan Menko Perekonomian Boediono, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Jaksa Agung Abdul Rachman Saleh. Kapolri menolak anggapan bahwa izin yang diberikannya kepada ketiga debitor untuk memasuki Istana Presiden merupakan perintah langsung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Apakah Bapak mendapat perintah dari Presiden untuk memberikan izin?" tanya wartawan. Kapolri menjawab, "Ini kan dari dulu sudah demikian. Kan kita tahu semua. Kita ingin supaya kembali, termasuk pencarian para pelaku yang ke luar negeri. Kita upayakan, dan sekarang berhasil, kan. Berapa tahun kita mencari mereka, sekarang sudah kembali dan beberapa orang dari luar negeri kembali. Karena melihat ini, semua ingin melaksanakan itikad baiknya tadi. Masak kita tolak". "Bapak dapat perintah dari siapa?" tanya wartawan lagi. "Ini kewajiban semua aparat, tidak perlu perintah, kan. Masak kita aparat tunggu-tunggu perintah. Kalau tunggu perintah, gimana kita mau bekerja nanti. Pasif saja, nanti," tukas Sutanto. (*)

Copyright © ANTARA 2006