Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa sore bergerak stagnan atau tidak berubah harganya di posisi Rp8.890 per dolar AS, setelah sempat tertekan pada perdagangan di pasar spot antarbank Jakarta saat pagi harinya.

"Tadi pagi rupiah tertekan cukup dalam, lalu menjelang sore Bank Indonesia (BI) terlihat mulai mengintervensi pasar saham sehingga rupiah kembali pada posisi semula," kata analis pasar uang dari Bank Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Selasa.

Ia mengemukakan, sepanjang perdagangan Selasa terpantau dana asing keluar dari pasar saham akibat krisis Yunani yang belum diselesaikan.

Selain itu, lanjut dia, lembaga pemeringkat dunia, Fitch Rating, yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi salah satu faktor keluarnya dana asing dari dalam negeri.

"Sepanjang hari ini (4/9) rupiah tertekan cukup dalam akibat asing melakukan lepas saham, namun BI membendung rupiah agar tidak terkoreksi," ujarnya.

Ia memperkirakan, pergerakkan mata uang rupiah pada pekan ini masih dibayangi tekanan meski masih dalam kisaran terbatas karena intervensi dari pemerintah.

"Pelaku pasar keluar karena masih besarnya minat investor valas terhadap mata uang `safe haven` seperti dolar AS," katanya.

Pengamat valas Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, menambahkan, kendati sentimen pasar global masih negatif diharapkan, Uni Eropa yang berhasil mencapai kesepakatan kolateral dengan Yunani untuk pencairan dana talangan menjadi sentimen positf ke depan.

"Uni Eropa capai kesepakatan dengan Yunani mengenai kolateral untuk pencairan dana, diharapkan ke depan menjadi sentimen positf pasar global," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (4/10) tercatat mata uang rupiah melemah terhadap dolar AS menjadi Rp8.960 dibanding pada harga hari sebelumnya Rp8.825.
(T.KR-ZMF/B012)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011